Bank Indonesia Catat Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,66 T Sepekan

11 September 2021 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang dolar. Foto: Aditia Noviansyah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang dolar. Foto: Aditia Noviansyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) melaporkan selama periode 6-9 September 2021, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia tercatat sebesar Rp 1,66 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono merinci, nilai tersebut terdiri dari beli neto di pasar Surat Berharga Negara atau SBN sebesar Rp 0,81 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 0,85 triliun. Sedangkan secara year to date, aliran modal asing tercatat masuk Rp 32,88 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 6-9 September 2021, non residen di pasar keuangan domestik beli neto Rp 1,66 triliun,” ujar Erwin dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Sabtu (11/9).
Seiring dengan masuknya dana asing, maka premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 67,09 bps per 9 September 2021 dari sebelumnya 66,33 bps per 3 September 2021.
ADVERTISEMENT
Sementara tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun ke level 6,15 persen. Sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun turun di level 1,297 persen.
Adapun pada Kamis (9/9), nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) Rp 14.250 per dolar AS. Kemudian pada Jumat (3/9), rupiah dibuka pada level yang sama (bid) Rp 14.250 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II September 2021, Erwin mengatakan perkembangan harga pada September 2021 tetap relatif terkendali dengan inflasi diperkirakan sebesar 0,01 persen (mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,65 persen (yoy),” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun penyumbang utama inflasi September 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas daging ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm), minyak goreng sebesar 0,02 persen (mtm), sawi hijau, bayam, tomat, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras sebesar -0,06 persen (mtm), bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), cabai merah sebesar -0,02 persen (mtm) dan bawang putih sebesar -0,01 persen (mtm).
Menurut Erwin Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
“Selain itu BI akan menyiapkan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tandasnya.
ADVERTISEMENT