Bank Indonesia Dinilai Berpeluang Turunkan Suku Bunga Acuan Bulan Ini

18 Februari 2021 7:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI, Bp. Perry Warjiyo Foto: Dok. BI
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI, Bp. Perry Warjiyo Foto: Dok. BI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur selama Februari 2021. Sejumlah ekonom memproyeksi bank sentral berpeluang untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen bulan ini.
ADVERTISEMENT
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan, meskipun perekonomian mengalami resesi sejak kuartal III 2020, perekonomian secara perlahan telah menunjukkan adanya pemulihan.
Dari sisi inflasi, dinilai masih jauh di bawah target dan diperkirakan tidak akan meningkat tajam dalam waktu dekat. Hal ini karena permintaan yang masih tertahan akibat pandemi COVID-19, yang merusak ekonomi dan daya beli masyarakat.
Di sisi lain, kondisi eksternal menunjukkan secercah harapan dengan berlanjutnya lonjakan arus masuk portofolio, berlanjutnya surplus perdagangan bulanan, dan cadangan devisa yang tinggi. Akibatnya, hal ini pun memperkuat stabilitas rupiah.
“Secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan situasi domestik dan eksternal saat ini, kami melihat bahwa saat ini adalah momentum yang tepat bagi BI untuk kembali memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen bulan ini untuk mendukung agenda pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas sektor keuangan,” ujar Riefky kepada kumparan, Kamis (18/2).
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) memberikan keterangan kepada pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari 2019, Kamis (20/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selanjutnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede, juga memproyeksi BI akan menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5 persen bulan ini. Keputusan tersebut dengan mempertimbangkan perkiraan inflasi yang rendah dalam jangka pendek ini, terindikasi dari inflasi terutama inflasi inti pada awal tahun ini yang terendah sejak 2003.
ADVERTISEMENT
“Bank Indonesia diperkirakan akan menurunkan tingkat suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 bps ke level 3,50 persen,” kata Josua.
“Selain itu, ruang penurunan suku bunga terbuka mempertimbangkan kondisi keseimbangan eksternal yang tetap terjaga,” lanjutnya.
Hal tersebut terindikasi dari penurunan defisit transaksi berjalan selama 2020 yang diperkirakan sekitar minus 0,42 persen terhadap PDB. Selain itu, kondisi rendahnya defisit transaksi berjalan diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal I tahun ini.
Josua menilai, faktor inflasi yang rendah serta keseimbangan eksternal yang tetap terjaga, mengindikasikan bahwa kinerja perekonomian belum pulih secara signifikan. Terindikasi dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2020 yang masih mencatatkan pertumbuhan yang negatif.
“Dengan penurunan suku bunga acuan BI tersebut, juga merupakan langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah memprediksi, BI masih akan menahan bunga acuan BI 7 Day Repo Rate di level 3,75 persen bulan ini. Menurutnya, penurunan suku bunga acuan belum efektif mendorong kenaikan permintaan kredit.
“Saat ini suku bunga sudah sangat rendah, tetapi penyaluran kredit masih belum naik karena pandemi. Kalau menurunkan lagi, apakah kebijakan itu tepat waktu?” tuturnya.
Namun demikian, Piter melihat ruang untuk penurunan suku bunga acuan itu masih ada, di tengah laju inflasi yang rendah serta nilai tukar yang relatif stabil dan cenderung menguat.
Selama 2020, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 5 kali dengan total 125 bps. Adapun level suku bunga acuan 3,75 persen ini merupakan tingkat suku bunga acuan terendah sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo pun tak bosan-bosannya mengimbau perbankan untuk segera menurunkan suku bunga kredit demi mendorong permintaan kredit, yang diharapkan mampu mendorong pemulihan perekonomian. Bahkan ke depan, bank sentral akan turun tangan agar perbankan bisa cepat menurunkan suku bunga kredit.
Hal itu dilakukan dengan berkoordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), utamanya pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agar perbankan lebih transparan dengan suku bunga kredit. Nantinya, BI akan menuangkan hal tersebut dalam kebijakan baru yang disebut transparansi suku bunga.
“Oleh karena itu, tentu saja KSSK dan juga BI dan OJK terus koordinasi, bagaimana mendorong suku bunga kredit bisa turun, antara lain dengan kebijakan transparansi suku bunga,” ujar Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI secara virtual, Selasa (9/2).
ADVERTISEMENT