Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga 6,25 Persen Hari Ini

18 September 2024 9:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6,25 persen, Rabu (18/9).
ADVERTISEMENT
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, menjelaskan bahwa inflasi Indonesia pada Agustus 2024 sedikit menurun menjadi 2,12 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan 2,13 persen pada Juli 2024. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga pangan. Namun, inflasi inti justru naik menjadi 2,02 persen yoy, didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan, kopi, dan biaya pendidikan.
"Rupiah menguat menjadi Rp 15.395 per USD pada pertengahan September, didukung oleh arus modal masuk yang kuat, sementara cadangan devisa mencapai rekor USD 150,2 miliar," ungkap Riefky.
Riefky menilai, kondisi tersebut menggambarkan ekonomi yang stabil, meskipun ada ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada September 2024. Namun, menurut Riefky, BI perlu berhati-hati untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga acuan, karena langkah ini penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah volatilitas di pasar modal.
ADVERTISEMENT
“Bank Indonesia harus mempertahankan BI Rate di 6,25 persen pada pertemuan bulan September,” kata Riefky kepada kumparan, Rabu (18/9).
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, di Hotel Mercure Sabang, Kamis (25/1/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, justru mendorong BI untuk segera melakukan penurunan suku bunga acuan. Menurut Bhima, kondisi cadangan devisa yang besar serta stabilitas nilai tukar memberikan ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga minimal 25 bps pada bulan ini.
“Cadangan devisa kita sudah gemuk, mencapai USD 150,2 miliar. Selain itu, rupiah juga stabil. Tidak ada alasan bagi BI untuk menahan suku bunga lebih lama lagi,” kata Bhima.
Ia menyebut, pemangkasan suku bunga akan berdampak pada penurunan suku bunga pinjaman. Termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit modal kerja, yang pada akhirnya diharapkan bisa memacu pertumbuhan sektor riil dan daya beli masyarakat kelas menengah.
ADVERTISEMENT
Bhima menekankan bahwa kelas menengah Indonesia saat ini mengalami penurunan daya beli. Menurutnya, suku bunga yang lebih rendah akan menjadi stimulus untuk meringankan beban cicilan serta mendukung modal usaha yang didanai oleh pinjaman bank.
“Jadi setidaknya sampai sisa 2024 ini ada pemangkasan suku bunga 50 bps,” pungkasnya.