news-card-video
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen Oktober 2024

16 Oktober 2024 7:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) pada level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2024. Proyeksi ini muncul di tengah dinamika global yang terus berkembang, khususnya pengaruh dari kondisi geopolitik serta kebijakan moneter di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia, termasuk mata uang Asia, menjadi salah satu faktor utama yang mendorong proyeksi tersebut. Menurut Josua, kondisi ini dipicu oleh eskalasi geopolitik di Timur Tengah serta rilis data tenaga kerja AS yang mengindikasikan pasar tenaga kerja di negara tersebut semakin mengetat.
“Kami perkirakan BI rate tetap di level 6 persen pada RDG bulan Oktober 2024 ini mempertimbangkan tren penguatan dolar AS terhadap mata uang utama berimplikasi pada penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang Asia sepanjang bulan Oktober ini,” kata Josua kepada kumparan, Rabu (16/10).
Dia menyebut, ketatnya pasar tenaga kerja di AS mempengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Meski begitu ruang penurunan suku bunga BI masih terbuka, terutama jika inflasi domestik tetap terkendali, khususnya inflasi inti.
ADVERTISEMENT
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, mengungkapkan bahwa inflasi umum pada bulan September 2024 turun menjadi 1,84 persen year on year (yoy) dari 2,12 persen pada Agustus 2024. Ini merupakan level inflasi terendah sejak Desember 2021.
Penurunan inflasi didorong oleh meredanya harga pangan bergejolak, meskipun inflasi inti sedikit naik menjadi 2,09 persen (yoy) akibat kenaikan harga kopi bubuk dan biaya pendidikan.
Kepala ekonom Permatabank Josua Pardede. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
“Pada September 2024, inflasi umum Indonesia turun menjadi 1,84 persen (yoy) dari 2,12 persen pada Agustus 2024, menandai level terendah sejak Desember 2021, terutama didorong oleh penurunan harga pangan bergejolak. Inflasi inti naik tipis menjadi 2,09 persen (yoy), didorong oleh kenaikan harga kopi bubuk dan pendidikan,” kata Riefky.
ADVERTISEMENT
Namun, ketidakpastian global dan arus modal keluar turut memberikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Riefky mencatat meskipun rupiah stabil di sekitar Rp 15.660 per USD, depresiasi masih terjadi akibat ketegangan geopolitik dan ketidakpastian terkait pemilihan umum di AS.
Cadangan devisa Indonesia juga mengalami penurunan menjadi USD 149,9 miliar, yang semakin memperkuat ekspektasi bahwa BI akan menahan suku bunga acuannya.
“Mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan BI rate di 6,00 persen pada pertemuan bulan Oktober. Setiap ruang potensial untuk pemangkasan kebijakan lebih lanjut harus dicadangkan untuk mengatasi risiko tren deflasi yang berkepanjangan,” tegasnya.