Bank Indonesia: Hanya 20 Persen UMKM yang Berhasil Bertahan dari Pandemi

2 Februari 2022 18:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi UMKM. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi UMKM. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan, pandemi COVID-19 telah memberikan tekanan yang sangat signifikan bagi keberlangsungan usaha UMKM. Survei Bank Indonesia yang dilakukan pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa 77,95 persen UMKM mengalami dampak negatif pandemi berupa penurunan pendapatan dan peningkatan biaya operasional.
ADVERTISEMENT
Sayangnya hanya sebagian kecil UMKM yang dapat bertahan di masa pandemi. Mereka yang mampu bertahan adalah UMKM yang berhasil beradaptasi dengan cepat dan beralih ke bisnis berbasis digital. Perpindahan ke digitalisasi inilah yang kemudian menyelematkan mereka dari himpitan pandemi.
"Di Indonesia, misalnya, survei Bank Indonesia pada tahun 2021 mengungkapkan sebesar 20 persen UMKM mampu memitigasi dampak pandemi, terutama dengan membuat rencana digitalisasi bisnis dan memanfaatkan media pemasaran online," ujar Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono dalam International Seminar on Digital Financial Inclusion, Rabu (2/2).
Pandemi COVID-19 membuat mobilitas masyarakat menjadi terbatas. Hal ini mengakibatkan penurunan tajam pada permintaan produk UMKM sehingga mempengaruhi pendapatan mereka.
Kondisi ini pun secara signifikan mengganggu keberlangsungan usaha serta menyebabkan masalah likuiditas. Di sisi lain, banyak rumah tangga juga mengalami kehilangan pendapatan. Akibatnya, terjadi penurunan pengeluaran dan konsumsi.
Ilustrasi UMKM. Foto: Dok. BRI
Namun di sisi lain, hadirnya digitalisasi ternyata membawa sebuah angin segar. Pandemi COVID-19 memang mendorong penggunaan teknologi digital berbagai transaksi ekonomi dan keuangan.
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi keuangan, digitalisasi produk dan layanan keuangan, dan aktivitas bisnis online membantu UMKM dalam melindungi pendapatan dan tingkat pekerjaan mereka.
Menurut Doni, ke depan inklusi keuangan berpotensi memainkan peran penting dalam mendorong produktivitas UMKM. Caranya yaitu lewat pemanfaatan digitalisasi serta peningkatan akses UMKM terhadap produk dan layanan keuangan digital yang berkelanjutan dan terjangkau.
"Ini akan meningkatkan produktivitas dan ketahanan mereka terhadap goncangan ekonomi serta mendorong intermediasi keuangan," ujarnya.