Bank Indonesia Jelaskan Keunggulan SRBI Dibanding Instrumen Lain

28 Agustus 2023 12:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menerbitkan instrumen baru yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai instrumen OM (kontraksi) yang pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto menjelaskan keunggulan instrumen baru ini dibanding instrumen-instrumen yang sudah ada.
"SRBI lebih mudah, lebih kompetitif untuk dipindahtangankan dibanding dari instrumen RSBN saat ini. Kecenderungan RSBN itu lebih terbatas untuk dipindahtangankan," kata Edi saat konferensi pers di Kantor BI, Senin (28/8).
SRBI merupakan instrumen operasi moneter konstruksi untuk mengelola likuiditas yang sekaligus diharapkan dapat mendukung pengembangan pasar uang dan stabilitas nilai tukar rupiah karena dapat ditransaksikan dan dimiliki oleh non bank (penduduk dan bukan penduduk) di pasar sekunder.
Edi menjelaskan perbedaan SRBI dengan instrumen lama, SBI, di mana untuk SRBI menggunakan SBN sebagai underlying.
"Jadi tentu, kontrol likuiditas dan sebagainya tetap didasarkan pada besarnya kepemilikan RSBN yang dimiliki Bank Indonesia," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Edi Susianto, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter. Foto: Bank Indonesia
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan, Donny Hutabarat menjelaskan tujuan penerbitan SRBI ini salah satunya adalah untuk mendorong pendalaman pasar uang.
"Kenapa perlu didorong, kalau kita lihat di pasar uang kita sekarang ada beberapa instrumennya itu sepertinya menurun terus terutama NCD dan beberapa instrumen lain terus turun yang sifatnya tradeable," kata Donny.
Untuk itu Bank Indonesia melihat harus membuat sebuah instrumen yang bisa diperdagangkan di pasar yang bisa menjadi solusi pengelolaan likuiditas antar pelaku pasar.
"SRBI bukan hanya pelaku pasar antar domestik tapi bisa dipindahtangankan ke pelaku pasar non-residence yaitu investor asing. Ini relevan, ketika ada kondisi global yang cukup tidak stabil, katakan pelaku pasar ingin instrumen tradeable tapi tak terlalu tinggi risiko pasarnya, yaitu SRBI. Jadi SRBI risiko pasarnya rendah karena dia adalah money market, tenornya sampai 1 tahun sehingga ini jadi pilihan yang baik," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo di Hotel Mulia, Jumat (25/8). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Sebelumya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan diterbitkannya SRBI yakni untuk mengelola likuiditas, sekaligus mendukung pengembangan pasar uang dan stabilitas nilai tukar rupiah, karena dapat ditransaksikan dan dimiliki oleh nonbank (penduduk dan bukan penduduk) di pasar sekunder.
"SRBI diterbitkan sebagai instrumen operasi moneter kontraksi yang pro market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying," jelasnya saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (24/8).
SRBI ini akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 sebagai instrumen operasi moneter rupiah kontraksi.