Bank Indonesia Pertahankan Kebijakan Moneter Super Longgar hingga 2022

6 Agustus 2021 13:35 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) berkomitmen akan terus menerapkan kebijakan moneter super longgar hingga tahun 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kebijakan super longgar ini diterapkan sebagai bentuk dukungan BI terhadap pertumbuhan dan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Kebijakan suku bunga rendah akan kami pertahankan. Kebijakan likuiditas longgar, super longgar kami akan pertahankan. Akan kami lanjutkan terus untuk mendorong pemulihan ekonomi,” ujar Perry dalam konferensi pers KSSK, Jumat (6/8).
Menurut Perry, kebijakan moneter super longgar ini masih dipertahankan sebab BI melihat tingkat inflasi masih terbatas hingga tahun depan. Meski demikian Perry mengatakan, pihaknya akan terus mengevaluasi kebijakan super longgar ini secara berkala. Sebab ada kemungkinan inflasi bisa kembali menguat secara bertahap.
“Kami akan tetap menakar kalau ada kenaikan-kenaikan inflasi. Tentu saja kami juga secara bertahap mengurangi sedikit-sedikit likuiditas yang super melimpah ini tanpa harus berpengaruh terhadap penyaluran kredit, pembiayaan fiskal maupun pemulihan ekonomi,” ujarnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
Perry juga memastikan bahwa kebijakan super longgar ini tidak akan berdampak buruk terhadap nilai tukar rupiah. BI akan terus melakukan langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai kebijakan di pasar spot, DNDF, maupun berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT
“Melakukan koordinasi yang sangat erat untuk menjaga agar dampak dari ketidakpastian global terhadap stabilitas rupiah, yield SBN itu terkelola. Ini strategi koordinasi yang sangat erat,” tandasnya.