Bank Indonesia: QRIS Bantu UMKM Naik Kelas hingga Perluas Pasar Ekspor

16 November 2021 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angkringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angkringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Target Bank Indonesia (BI) untuk mendapatkan 12 juta merchant pengguna alat pembayaran digital QR Code Indonesian Standard (QRIS) di tahun ini telah tercapai. Saat ini, BI juga mendorong penggunaan QRIS agar UMKM naik kelas.
ADVERTISEMENT
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta mengatakan bahwa per awal November 2021 terdapat 12.000.111 merchant yang menggunakan QRIS. Dari total itu, sekitar 94 persennya merupakan UMKM.
"Jadi orang mengatakan digitalisasi punya masyarakat menengah ke atas. Itu tidak terjadi di Indonesia, yang terjadi di Indonesia dimulai di lapisan bawah. Tenant-tenant UMKM, pedagang kaki lima itu semua menikmati digitalisasi," kata Filianingsih dalam keterangannya, Selasa (16/11).
Dia melanjutkan, QRIS secara langsung dapat membantu pelaku usaha dan UMKM mendapatkan akses pembiayaan atau permodalan dari lembaga keuangan formal. Filianingsih menjelaskan, data transaksi yang tercatat dalam QRIS, dapat mempermudah bank dalam melakukan analisis atau profiling pada pelaku UMKM.
"Sehingga data transaksi pembayaran dapat digunakan sebagai scoring yang mendorong keyakinan bank atau non bank untuk menyalurkan kredit," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, permodalan yang didapatkan UMKM juga bisa memperluas ekspor ke pasar global. Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra Kamrussamad mengatakan, ekspor sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi.
"Ekonomi Indonesia semakin membaik, seiring dengan pengendalian COVID-19 melalui program vaksinasi dan kesadaran warga mematuhi protokol kesehatan. Untuk itu, ini waktu yang tepat tingkatkan ekspor melalui produk unggulan lokal," kata Kamrussamad.
Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad dalam Talkshow UMKM BI. Foto: Bank Indonesia
Dia menjelaskan, upaya untuk meningkatkan kegiatan ekspor tersebut dapat dimulai dengan meningkatkan daya saing pelaku UMKM. Salah satunya melalui pembenahan kualitas produk serta pengenalan terhadap sistem pembayaran digital.
Melalui upaya tersebut, Kamrussamad menyakini pelaku UMKM dapat memperbaiki sistem produksi maupun distribusi barang sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu menembus pasar internasional.
ADVERTISEMENT
"UMKM produk unggulan lokal, kita dorong agar terjadi transformasi digital dalam sistem produksi, sistem pemasaran, sistem quality control dan sistem transaksi pembayaran menggunakan QRIS, sehingga daya saing produk mampu menembus pasar global," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan 30 juta UMKM yang go digital pada 2024. Untuk mencapai harapan tersebut, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta untuk memajukan UMKM.
"Kita perlu kerja bareng dengan pemerintah daerah dan e-commerce dan para pendamping untuk melakukan literasi digital, literasi produk, memperbaiki branding dan lain sebagainya supaya UMKM kita segera mendorong untuk digital," kata Teten.