Bank Indonesia Sebut Pilpres hingga 2 Putaran Bisa Berimbas ke Ekonomi RI 2024

11 November 2023 12:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakal calon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) bergandengan tangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023).  Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) bergandengan tangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memproyeksi pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) hingga dua putaran akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal II 2024. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Erwindo Kolopaking mengatakan, perlambatan akan terjadi di komponen konsumsi pemerintah dan investasi.
ADVERTISEMENT
"Jadi impact-nya apa satu putaran, dua putaran? Ya mungkin pola konsumsi pemerintah, pola investasi akan melambat di triwulan I dan triwulan II," ujar Erwindo saat media gathering di Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (11/11).
Dia melanjutkan, perlambatan terjadi karena ada pergantian pemerintahan, yakni presiden yang masih menjabat dengan presiden terpilih. Menurutnya, hal tersebut juga mempengaruhi aktivitas administrasi hingga kebijakan pemerintah ke depan. Selain itu, pemerintah juga akan cenderung menahan konsumsi di periode pergantian kepemimpinan mendatang.
"Bagaimana mereka melihat program-program atau apa pun itu disiapkan APBN 2024, apakah seluruhnya akan diambil atau ajukan rancangan baru. Ini akan ber-impact ke konsumsi dan investasi pemerintah di awal tahun depan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Periode pergantian pemerintahan juga akan membuat pelebaran defisit APBN. Untuk itu, pemerintah diminta untuk mengantisipasi perlambatan tersebut.
"Tapi setelah itu akan kembali normal, biasanya begitu tahun pemilu terlewat akan besar ekspansinya. Kalau lihat rata-rata dfisit APBN periode pemilu lebih rendah daripada defisit normal pemerintah, akan ada adjustment dari pemerintah, administrasi dan sebagainya. Semakin lama prosesnya, akan terdampak (konsumsi pemerintah dan investasi)," kata Erwindo.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2023 mencapai 4,94 persen (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu 5,73 persen (yoy). Perekonomian ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,06 persen, disusul Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi 5,77 persen, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) 6,21 persen. Sementara itu, ekspor di kuartal III 2023 turun 4,26 persen, konsumsi pemerintah turun 3,76 persen, dan impor turun 6,18 persen.
ADVERTISEMENT