Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Bank Indonesia Sindir Perbankan Untung Tinggi di Saat Suku Bunga Rendah
23 Agustus 2022 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NIM perbankan di Juni 2022 mencapai 4,69 persen, meningkat dibandingkan posisi yang sama tahun lalu di level 4,56 persen.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengakui NIM di Indonesia masih cukup tinggi saat ini. Kendati demikian, BI terus memantau suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan yang wajib dilaporkan secara berkala.
"Net interest margin (di perbankan Indonesia) masih cukup tinggi. Tapi memang, kita juga sudah keluarkan kebijakan, jika bank harus melaporkan SBDK mereka," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (23/8).
BI menilai beberapa bank, khususnya bank digital, memiliki NIM yang masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional. Kendati demikian, Destry memastikan BI akan terus memantau pergerakan NIM perbankan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, bank sentral juga terus memantau pertumbuhan kredit yang juga masih sangat tinggi. Bahkan, Destry mencatat, pada Juli 2022 penyaluran dana, naik lebih dari 10 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan, sejumlah bank di Indonesia mengalami penurunan suku bunga kredit yang lamban di tengah tingginya NIM perbankan. Namun Perry mengapresiasi sejumlah bank yang telah menyesuaikan ke bawah suku bunga pinjaman.
“Sejumlah bank penurunan suku bunga kredit masih lamban, terutama karena net interest margin salah satunya karena operasional cost yang tinggi atau hal-hal yang lain,” kata Perry.
Menurut dia, laju pertumbuhan kredit perbankan dipengaruhi oleh dua hal, yakni sisi penawaran dan permintaan. “Penawaran kredit perbankan itu memang salah satunya dipengaruhi oleh suku bunga kredit, tetapi suku bunga bukan satu-satunya faktor,” sambung Perry.
ADVERTISEMENT
“Kredit perbankan dipengaruhi penawaran dan permintaan, saya lihat dari penawaran perbankan itu memang salah satunya dari suku bunga kredit, tapi bukan satu-satunya faktor. Tapi faktor lain adalah likuiditas tecermin rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 27,92 persen, sehingga penawaran bank tinggi,” jelas Perry.