Bank Indonesia Yakin Kredit Tumbuh 12 Persen di 2024

3 Juni 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung dalam peluncuran Kajian Stabilitas Keuangan No 42 virtual, Rabu (27/3/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung dalam peluncuran Kajian Stabilitas Keuangan No 42 virtual, Rabu (27/3/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) yakin kredit perbankan akan tumbuh 12 persen di 2024. Hal itu sejalan dengan adanya tambahan kembali Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dalam mendukung penyaluran kredit perbankan.
ADVERTISEMENT
Penguatan KLM diarahkan dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan senilai Rp 81 triliun, sehingga total insentif menjadi Rp 246 triliun.
“Kami masih perkirakan dengan adanya tambahan KLM ini pertumbuhan kredit akan dibatas atas. Target kita kan 10 persen hingga 12 persen full year akan mencapai batas atas yakni di 12 persen,” kata Deputi Gubernur BI, Juda Agung, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Senin (3/6).
Pada April 2024, kredit perbankan tumbuh 13,09 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan kredit didorong oleh pertumbuhan di banyak sektor, antara lain sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan tingginya permintaan kredit dipengaruhi oleh sisi penawaran, sejalan dengan terjaganya selera perbankan yang didukung oleh tingginya permodalan, berlanjutnya strategi realokasi aset ke kredit oleh perbankan, serta diterapkannya Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang menjaga kecukupan likuiditas perbankan.
ADVERTISEMENT
Perry mengatakan pertumbuhan kredit tersebut juga ditopang oleh pertumbuhan DPK yang terus meningkat, yaitu mencapai 8,21 persen (yoy) pada April 2024. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja korporasi dan rumah tangga yang tetap terjaga baik.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan konsumsi kredit yang masing-masing tumbuh sebesar 15,69 persen (yoy), 13,25 persen (yoy), dan 10,34 persen (yoy).
Pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi sebesar 14,88 persen (yoy), sedangkan kredit UMKM tumbuh sebesar 7,30 persen (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 akan terus meningkat menuju batas atas kisaran prakiraan 10-12 persen.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan akomodatif makroprudensial dan mempererat sinergi dengan Pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku usaha untuk mendukung peningkatan kredit atau pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," kata Perry.
ADVERTISEMENT