Bank Mandiri Komitmen Wujudkan Ekonomi Rendah Karbon

8 September 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank Mandiri turut hadir di Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (6/9). Foto: dok. Bank Mandiri
zoom-in-whitePerbesar
Bank Mandiri turut hadir di Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (6/9). Foto: dok. Bank Mandiri
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk mewujudkan ekonomi rendah karbon. Sebagai bank pelat merah yang memimpin pembiayaan hijau, Bank Mandiri mendukung upaya pemerintah mewujudkan target net zero emissions (NZE) pada 2060.
Hal ini disampaikan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, dalam sesi diskusi Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (6/9) dengan tema Financing Enabler for ESG (APINDO & Kearney Session).
IISF merupakan platform untuk berkolaborasi bersama dengan para pemangku kepentingan dalam melakukan dekarbonisasi, mempercepat dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
“Dalam rangka melakukan efisiensi energi, Bank Mandiri telah melakukan transformasi melalui digitalisasi layanan yakni dengan SuperApps seperti Livin' dan Kopra,” ujar Alexandra.
Alexandra menyampaikan, Bank Mandiri telah menjajaki strategi pengimbangan karbon, termasuk pembelian kredit karbon dan investasi dalam proyek karbon seperti restorasi lahan dan konservasi. Bank Mandiri juga memiliki peran sebagai agen pembangunan.
“Komitmen Bank Mandiri yang telah dilakukan dalam memimpin transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon adalah dengan pendekatan yang berfokus pada klien,” kata Alexandra.
Untuk itulah, Bank Mandiri secara khusus membentuk ESG Desk, yang menawarkan pinjaman terkait keberlanjutan (SLL), pembiayaan untuk perusahaan yang sedang bertransisi dan produk hijau lainnya.
Melalui ESG Desk, Bank Mandiri telah menyelenggarakan banyak forum diskusi kelompok (FGD), lokakarya, dan seminar untuk nasabah Bank Mandiri seperti PLN Group, Pertamina Group, Semen Indonesia Group, Sinarmas Group, dan nasabah korporasi besar lainnya.
Langkah untuk mensosialisasikan pembiayaan berkelanjutan ini juga diikuti oleh sektor ritel, dengan meluncurkan kredit pemilikan rumah (KPR) hijau dan reksa dana hijau.
Alexandra mengatakan, terdapat tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan target ekonomi Indonesia yang rendah karbon. Pertama, Indonesia telah menggunakan bahan bakar fosil dalam waktu yang cukup lama, sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk berpindah menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan.
Kendati begitu, kata Alexandra, Bank Mandiri tetap optimistis lantaran potensi energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah.
Di sisi lain, Alexandra juga menyebut perlu dukungan regulasi dan kebijakan melalui mekanisme insentif maupun disinsentif seperti subsidi dan pajak karbon.
Menurutnya, adanya mekanisme insentif dapat memberikan konsekuensi finansial bagi bisnis yang menghasilkan emisi tinggi dan memberikan insentif jika bisnis beralih ke praktik berkelanjutan.
"Namun, saya yakin dengan adanya kebijakan dan mekanisme yang kuat untuk mendukung investasi iklim, kita tidak perlu lagi memilih antara keberlanjutan dan pertumbuhan karena keduanya dapat berjalan beriringan untuk mencapai tujuan keberlanjutan kita," kata Alexandra.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio