Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi kuartal II akan menjadi periode terburuk bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020. Pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi minus 3,4 persen.
ADVERTISEMENT
"Dari perkembangan terkini memang kita menghadapi sekarang, seperti yang sudah dikatakan Bu Sri Mulyani juga, ekspektasi kita sama yaitu kuartal II adalah kuartal yang relatif paling dalam menurut kami. Kalau pemerintah memprediksi minus 3,1 persen, kami sudah sejak 1 bulan lalu membuat forecast bahwa di kuartal II akan terkoreksi minus 3,4 persen,” ungkap Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro dalam diskusi virtual Mandiri Economic Outlook 2020, Rabu (17/6).
Menurut Andry, perekonomian Indonesia masih punya peluang untuk cepat pulih di kuartal IV 2020. Hal ini bisa terwujud jika tidak ada gelombang kedua (second wave) pandemi virus corona (COVID-19) yang terjadi di Indonesia.
Keadaan juga diprediksi akan semakin membaik jika pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) makin masif dilakukan di berbagai wilayah. Sebaliknya, jika second wave terjadi dan pelonggaran PSBB tak kunjung diterapkan, Andry memprediksi pemulihan ekonomi sulit terjadi pada kuartal IV.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, menurut Andry keberhasilan periode transisi atau new normal ini menjadi kunci utama. Jika masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan, maka Indonesia punya peluang besar tidak diterpa gelombang kedua seperti yang terjadi di China. Dengan demikian, perbaikan ekonomi juga bisa lebih cepat terwujud.
"Buat Indonesia challenge-nya memang masih di first wave, tapi di negara-negara lain sudah masuk bagaimana second wave kembali menghambat. Di China sekarang yang dikhawatirkan adalah di Beijing setelah Wuhan," tandasnya.