Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Bank Mandiri Raup Laba Rp 13,8 Triliun Selama 2016, Turun 32,1 Persen
14 Februari 2017 19:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat laba bersih sebesar Rp 13,8 triliun selama tahun 2016. Jumlah tersebut turun 32,1 persen dibandingkan pencapaian di tahun 2015 sebesar Rp 20,3 triliun.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dari sisi aset, Bank Mandiri untuk yang pertama kalinya membukukan kenaikan aset menjadi Rp 1.038,7 triliun pada akhir triwulan IV-2016.
"2016 adalah tahun yang menantang bagi Bank Mandiri," ungkap Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo saat menggelar konferensi pers di Auditorium Plaza Mandiri Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (14/2).
Pada kesempatan tersebut, Kartika juga merilis peningkatan pencadangan (PPOP) lebih dari 100 persen menjadi Rp 24,6 triliun. Sehingga besaran laba sebelum pencadangan selama tahun 2016 Rp 43,3 triliun.
Capaian PPOP tersebut terutama didorong oleh pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar Rp 54,5 triliun atau tumbuh 12,3 persen dan pertumbuhan pendapatan atas jasa atau fee based income sebesar 7,6 persen menjadi Rp 20 triliun.
ADVERTISEMENT
Sedangkan hingga akhir tahun 2016, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 662 triliun atau tumbuh 11,2 persen secara year on year. Angka tersebut melebihi laju pertumbuhan kredit industri pada periode yang sama yakni 7,9 persen.
Dari pencapaian tersebut, portofolio kredit produktif perseroan tercatat sebesar Rp 507,9 triliun atau 85,7 persen dari total kredit Bank Mandiri. Angka tersebut tumbuh sebesar 9,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Sedangkan berdasarkan jenisnya, kredit modal kerja perseroan tercatat naik 8,8 persen menjadi Rp 323,1 triliun. Sementara kredit investasi meningkat 10,9 persen menjadi Rp 184,8 triliun.
Untuk memperkuat konektivitas dan infrastruktur dasar misalnya, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 57,3 triliun atau 54,8 persen dari total komitmen yang telah diberikan sebesar Rp 104,6 triliun. Kredit itu disalurkan untuk pembiayaan jalan tol sebesar Rp 14,5 triliun, pembangkit listrik Rp 39,3 triliun, transportasi (bandar udara, pelabuhan, dan kereta api) sebesar Rp 38,2 triliun, dan telekomunikasi sebesar Rp12,6 triliun.
ADVERTISEMENT
Terakhir rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) secara gross Bank Mandiri 2016 naik jadi 4 persen dari 2,6 persen. Sedangkan NPL net juga naik jadi 1,53 persen dari 0,9 persen.
"NPL itu terkait komoditas seperti pertambangan, batubara, oil, gas dan sebagainya, belakangan juga melebar ke arah konsumtif juga, paling besar itu NPL komersial," paparnya.
Di tempat yang sama, Direktur Bank Mandiri Pahala Nugraha Mansury mengestimasi NPL Bank Mandiri pada tahun 2017 mendekati angka 3,5 persen.
"NPL kita akhir tahun lalu 4 persen, estimasi tahun ini mendekati ke angka 3,5 persen," katanya singkat.