Bank Mandiri Siap Kucurkan Pinjaman Rp 150 Miliar ke PT Timah

4 September 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Value Chain Bank Mandiri dan Mitra/Vendor PT Timah Tbk di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (4/9). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Value Chain Bank Mandiri dan Mitra/Vendor PT Timah Tbk di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (4/9). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Mandiri siap mengucurkan dana pembiayaan khusus senilai Rp 150 miliar kepada PT Timah (Persero) Tbk. Dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat penerimaan pembayaran dan memperkuat likuiditas mitra Timah.
ADVERTISEMENT
Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Donsuwan, mengatakan manfaat pembiayaan itu bisa mempermudah verifikasi dan ekspetasi terhadap tagihan invoice para mitra yang ditujukan kepada Timah.
“Kerja sama Bank Mandiri dan PT Timah ini kelanjutan yang sudah cukup baik. Supply chain financial, bentuk bridging loan, mitra PT Timah membutuhkan cash flow, bisa kita bridging sehingga volume usaha bisa berjalan lebih baik,” ujar dia di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (4/9).
Pihaknya menambahkan, skema pembiayaan ini juga dapat mendukung Timah dalam menjalankan roda bisnisnya. Yaitu pada bidang pertambangan dan eksplorasi timah.
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Value Chain Bank Mandiri dan Mitra/Vendor PT Timah Tbk di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (4/9). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Hingga Juli 2019, total dukungan Bank Mandiri melalui bisnis SME (Small Medium Enterprise) pada sektor pertambangan dan eksplorasi mencapai Rp 321 miliar atau tumbuh 11 persen dari periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Timah, Emil Ermindra, menyambut baik kerja sama pembiayaan khusus yang terjalin bersama Bank Mandiri itu. Ia mengharapkan, industri PT Timah bisa kian berkembang.
“Sejak setahun lalu, pemerintah melakukan penertiban illegal mining. Volume produksi meningkat pesat, sehingga membutuhkan bank untuk membangun modal kerja,” pungkasnya.