Bank Neo Commerce Rugi Rp 611 Miliar per Semester I 2022

31 Juli 2022 20:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan. Foto: Bank Neo Commerce
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan. Foto: Bank Neo Commerce
ADVERTISEMENT
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) masih mencatatkan rugi bersih Rp 611 miliar per semester I 2022. Meski begitu, tren kerugian terus turun jika dibandingkan Januari 2022 sebesar Rp 159,9 miliar.
ADVERTISEMENT
Tren kerugian yang menyusut ini ditopang oleh kenaikan total kredit perusahaan menjadi Rp 7,0 triliun atau naik sebesar 84,2 persen dibandingkan dengan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp 3,8 triliun dan meningkat 62,8 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2021 yang sebesar Rp 4,3 triliun. Penyaluran kredit ini di antaranya dilakukan secara digital/online yang mana terbukti banyak diminati oleh masyarakat dan transaksi kredit melalui produk ini di kuartal II tahun 2022 meningkat cukup signifikan.
Kenaikan dari sisi kredit ini turut menaikkan pendapatan bunga bersih (NII) BNC menjadi Rp 547,0 miliar atau naik sebesar 302 persen dibandingkan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp 136,1 miliar dan naik sebesar 73,2 persen jika dibandingkan posisi 31 Desember 2021 yang sebesar Rp 315,9 miliar.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BNC juga naik secara signifikan menjadi Rp 176,1 miliar di Juni 2022 dari Rp 122,8 miliar pada Desember 2021 atau naik sebesar 973,8 persen jika dibandingkan posisi Juni 2021 yang sebesar Rp 16,4 miliar.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan kinerja positif yang diraih oleh Bank Neo Commerce merupakan hasil dari semakin lengkapnya berbagai layanan dan fitur yang BNC hadirkan di aplikasi neobank.
“Setahun terakhir, kami secara konsisten terus menambah berbagai layanan dan fitur keuangan digital yang benar-benar bermanfaat dan digunakan nasabah BNC. Berbagai layanan ini juga yang berkontribusi pada peningkatan kinerja kami yang cukup signifikan di semester I tahun 2022 ini," jelas Tjandra dalam keterangan resmi, Minggu (31/7).
ADVERTISEMENT
Biaya promosi di semester I 2022 yang sebesar Rp 251,3 miliar, naik 139,8 persen apabila dibandingkan biaya promosi di Juni 2021 yang sebesar Rp 104,8 miliar. BNC baru meluncurkan produk mobile banking (dengan nama neobank) di akhir Maret 2021, dan pengguna BNC posisi akhir Juni 2022 sudah mencapai 18,5 juta atau 9x lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pengguna per Juni 2021 yang sebanyak 2 juta pengguna, sehingga untuk biaya-biaya berkenaan dengan operasional di semester 1 2021 tidak sebesar biaya di semester 1 2022.
Ilustrasi Bank Neo Commerce. Foto: Shutterstock
Perkembangan baik lainnya adalah penurunan secara bertahap atas Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), di mana pada Desember 2021 di posisi 224,01 persen, turun menjadi 192,34 persen di Maret 2022 dan menjadi 156,75 persen pada Juni 2022. Tak hanya itu, rasio Net Interest Margin (NIM) pada Juni 2022 berhasil naik menjadi 10,16 persen dari 7,72 persen di Maret 2022 dan 5,15 persen pada posisi Desember 2021.
ADVERTISEMENT
Selain itu, BNC juga mencatatkan berbagai pencapaian positif. Di sisi Aset juga naik cukup signifikan, yaitu sebesar 104,6 persen dari Rp 6,99 triliun di Juni 2021 menjadi Rp 14,3 triliun di Juni 2022, atau peningkatan sebesar Rp3 triliun (26,6 persen) bila dibandingkan Aset di Desember 2021 sebesar Rp 11,3 triliun. Sedangkan dari sisi likuiditas, perolehan DPK di Juni 2022, meningkat 37,03 persen dibandingkan perolehan Desember 2021 dari Rp 8,1 triliun menjadi Rp 11,1 triliun. Hal ini membuktikan bahwa BNC semakin dipercaya oleh publik.
Terkait pencapaian kinerja hingga akhir tahun, Tjandra optimistis mengarungi semester II seiring dengan semakin lengkapnya fitur dan layanan unggulan yang BNC hadirkan di beberapa waktu ke depan. Dengan demikian akan semakin banyak frekuensi transaksi nasabah hingga dapat mendongkrak kinerja di semester II tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Dengan jumlah nasabah lebih dari 18,5 juta saat ini, BNC diuntungkan mendapatkan use case terbaik sehingga kami dapat lebih leluasa mendengarkan masukan dari nasabah akan produk layanan seperti apa yang mereka inginkan, dari situ kami berusaha mewujudkannya. Hal inilah yang menjadi resep terbaik mengapa berbagai layanan dan fitur kami langsung diminati oleh para nasabah," tutup Tjandra.