Bank of Japan Akhiri Suku Bunga Negatif, Kenaikan Pertama Setelah 17 Tahun

19 Maret 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi Bank of Japan. Foto: Poetra.RH/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Bank of Japan. Foto: Poetra.RH/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank of Japan (BOJ) mengakhiri suku bunga negatif yang diterapkan dalam delapan tahun terakhir. Perubahan kebijakan yang bersejarah itu diumumkan pada Selasa (19/3).
ADVERTISEMENT
Meskipun langkah tersebut merupakan kenaikan suku bunga pertama di Jepang dalam 17 tahun, hal ini masih membuat suku bunga tetap berada di kisaran nol.
"Karena pemulihan ekonomi yang rapuh memaksa bank sentral untuk memperlambat kenaikan biaya pinjaman lebih lanjut," kata para analis seperti dikutip dari Reuters.
Pergeseran ini menjadikan bank sentral Jepang yang terakhir keluar dari suku bunga negatif, serta mengakhiri era di mana para pengambil kebijakan di seluruh dunia berupaya menopang pertumbuhan melalui uang murah dan alat moneter yang tidak konvensional.
"BoJ hari ini mengambil langkah pertama dan tentatif menuju normalisasi kebijakan," kata Frederic Neumann, kepala ekonom Asia di HSBC di Hong Kong.
"Penghapusan suku bunga negatif khususnya menandakan keyakinan BOJ bahwa Jepang telah keluar dari cengkeraman deflasi," kata dia menambahkan.
ADVERTISEMENT
BOJ menetapkan suku bunga overnight call sebagai suku bunga kebijakan barunya dan memutuskan untuk menetapkan suku bunga tersebut pada kisaran 0-0,1 persen dengan membayar bunga 0,1 persen pada deposito di bank sentral.
ilustrasi Bank of Japan. Foto: Richard A. Brooks / AFP
Bank sentral juga mengabaikan pengendalian kurva imbal hasil (YCC), sebuah kebijakan yang telah diterapkan sejak tahun 2016 yang membatasi suku bunga jangka panjang di kisaran nol.
Namun dalam pernyataan yang mengumumkan keputusan tersebut, BOJ mengatakan pihaknya akan terus membeli obligasi pemerintah “dalam jumlah yang sama” seperti sebelumnya dan meningkatkan pembelian jika imbal hasil naik dengan cepat.
BOJ juga memutuskan untuk menghentikan pembelian aset berisiko seperti dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan dana investasi real estat Jepang.
"Kami menilai pencapaian target harga kami yang berkelanjutan dan stabil sudah terlihat," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan yang menjelaskan keputusan untuk menghentikan program stimulus besar-besaran yang dilancarkan mantan Gubernur Haruhiko Kuroda.
ADVERTISEMENT