Bank Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp 42 Miliar di Kuartal III 2021

18 November 2021 15:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Sampoerna.
 Foto: Bank Sampoerna
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Sampoerna. Foto: Bank Sampoerna
ADVERTISEMENT
PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 42 miliar hingga kuartal III 2021. Angka ini tumbuh 9,4 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah, mengatakan laba itu dukungan pendapatan operasional nonbunga yang meningkat signifikan hingga mencapai Rp 30 miliar pada 9 bulan pertama tahun 2021 atau meningkat 94 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jumlah transaksi digital.
“Bank Sampoerna berkomitmen untuk terus bertransformasi secara digital dan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka, termasuk UMKM yang akan memperoleh manfaat besar lewat layanan digital,” ungkap Ali dalam keterangan resminya, Kamis (18/11).
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis, Henky Suryaputra, mengatakan transaksi digital Bank Sampoerna terus bertumbuh mencapai sebesar 23,8 juta transaksi atau meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan dengan jumlah transaksi pada sembilan bulan pertama tahun 2020.
ADVERTISEMENT
“Di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekaar untuk pemberdayaan UMKM khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),” ujar Henky dalam diskusi virtual.
Ilustrasi Bank Sampoerna. Foto: Bank Sampoerna
Dia yakin laba dan penyaluran kredit Bank Sampoerna di tahun depan bisa meningkat. "Laba di tahun depan, atau pencapaian kredit jangan laba, kredit tahun depan kita bisa mendekati hampir 10 persen yoy (year on year) pertumbuhannya," kata dia.
Sementara Rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dapat dijaga pada level 2,9 persen hingga kuartal III 2021. Beban penyisihan penurunan nilai kredit yang dilakukan pada 9 bulan pertama tahun 2021 mencapai Rp 171 miliar, atau meningkat 22 persen dibandingkan dengan yang dibukukan pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Hal ini menjadikan rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap total aset produktif meningkat 76 basis poin menjadi 3,74 persen pada akhir September 2021," jelasnya.