Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Bank Sentral China, Jepang, dan Korea Selatan Rembukan Bahas Dampak Tarif AS
11 April 2025 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pejabat keuangan dan bank sentral dari China, Jepang, dan Korea Selatan bertemu untuk membahas dampak kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap kondisi makroekonomi global dan regional, demikian disampaikan bank sentral China pada Jumat (12/4).
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan rutin tingkat deputi keuangan dan bank sentral ASEAN bersama China, Jepang, dan Korea Selatan yang digelar pada 8-9 April di Malaysia, Deputi Gubernur Bank Rakyat China (PBOC), Xuan Changneng, turut hadir.
Ketiga negara juga saling bertukar pandangan soal situasi ekonomi serta kerja sama keuangan di kawasan.
Bank sentral China menegaskan akan menerapkan kebijakan moneter yang "cukup longgar", menjaga kelancaran pasar keuangan, serta memperkuat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Pemerintah China membiarkan yuan melemah terhadap hampir semua mata uang utama sebagai respons atas eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat, yang semakin mengancam perekonomiannya yang sudah rapuh.
Mengutip Bloomberg, yuan dalam negeri sempat jatuh ke level terendah setelah krisis keuangan global, sebelum kembali melemah pada Kamis. Penurunan ini terjadi menjelang pertemuan para pemimpin tertinggi China yang membahas stimulus ekonomi.
ADVERTISEMENT
Yuan juga terdepresiasi ke posisi terendah dalam 15 bulan terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utamanya.
Tekanan jual terhadap yuan meningkat setelah Bank Rakyat China (PBOC) secara berturut-turut menurunkan nilai tukar acuan selama enam hari.
Penurunan itu dilakukan secara bertahap, memberi sinyal bahwa Beijing secara hati-hati melemahkan mata uangnya untuk mendongkrak daya saing ekspor. Saat ini, yuan diperdagangkan dalam kisaran 2 persen di atas atau di bawah nilai tukar acuan harian.
“Wajar bagi Tiongkok untuk mengadopsi strategi pelemahan bertahap terhadap yuan,” kata Ju Wang, kepala strategi valuta asing dan suku bunga Tiongkok Raya di BNP Paribas SA.