Bank Syariah Indonesia Akan Biayai 1.000 Pertashop di Pondok Pesantren

2 Mei 2021 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan Pertashop Pertamina di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.  Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Layanan Pertashop Pertamina di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memberikan dukungan pembiayaan 1.000 Pertashop di pondok pesantren. Pertashop merupakan SPBU PT Pertamina (Persero) berukuran kecil.
ADVERTISEMENT
Adapun tujuan pembiayaan ini sebagai wujud komitmen membangun ekonomi umat bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berbasis pesantren. Sebagai langkah perdana, BSI memberi pembiayaan Pertashop ke Pesantren Binaan Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah.
Ke depannya, sebanyak 1.000 Pertashop yang tersebar di berbagai pesantren di sejumlah daerah yang pembiayaannya akan dikerjasamakan dengan BSI.
Dalam pemberdayaan ekonomi pesantren ini, BSI bersinergi dengan Pertamina, BPH Migas dan Masyarakat Ekonomi Syariah, yang didorong oleh Kementerian BUMN untuk membangun ekosistem halal.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari (kedua kanan) dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo (kanan) berpose usai mengikuti peresmian BSI di Jakarta, Senin (1/2/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi mengatakan, segmen UMKM menjadi salah satu fokus Bank Syariah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem halal yang bermanfaat bagi umat. Strategi yang dilakukan adalah menumbuhkan segmen UMKM berbasis ekosistem/komunitas dan value chain yang terintegrasi.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, BSI berkomitmen memberikan dukungan produk dan jasa layanan perbankan bagi UMKM di lingkungan pesantren, mulai dari agen Laku Pandai, modal kerja untuk usaha, termasuk jika ingin membuka Pertashop.
“Partisipasi Bank Syariah Indonesia dalam kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen kami sebagai institusi perbankan syariah untuk terus mendorong UMKM di Indonesia khususnya melalui segmen ritel, salah satunya adalah pesantren,” kata Hery dalam keterangan tertulis, Minggu (2/5).
Berkas pengajuan pembiayaan secara simbolis diberikan langsung oleh Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya kepada Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi di Pekalongan, Jumat (30/4). Turut hadir pada kegiatan ini Menteri BUMN, Erick Thohir, Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa dan Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar.
ADVERTISEMENT
Hery yang juga selaku Bendahara Umum MES menuturkan langkah BSI berkolaborasi dan bahu-membahu bersama pemangku kepentingan terkait dalam pemberdayaan ekonomi umat, juga sebagai wujud komitmennya dalam memberi manfaat bagi masyarakat banyak sebagaimana akhlak perusahaan BUMN.
Melalui penyesuaian produk jasa dan layanan yang sesuai dengan ekosistem pesantren, diharapkan produk bank syariah mampu memberikan solusi bagi kebutuhan pesantren.
“Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, kami mendorong UMKM untuk naik kelas melalui berbagai produk dan layanan keuangan syariah, di antaranya penyaluran pembiayaan maupun produk dana yang dilengkapi dengan layanan digital sesuai prinsip syariah,” tambah Hery.
Dalam mendorong UMKM untuk berkembang dan naik kelas, BSI tidak hanya memberikan dukungan finansial, namun juga pendampingan bagi pelaku usaha. Di antaranya melalui penyediaan Pusat Pelatihan & Pendampingan UMKM, penyelenggaraan pelatihan pemasaran produk UMKM, dan pembangunan sentra UMKM di daerah. Dengan UMKM naik kelas, diharapkan dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Selain itu, adanya sinergi dengan pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya Kota Pekalongan dalam memberi kemudahan akses birokrasi kepada pesantren, diharapkan menjadikan pesantren sebagai aset-aset perekonomian, bukan hanya pendidikan saja.
Terlebih dalam kondisi pandemi saat ini, diperlukan pelaku usaha UMKM berbasis pesantren yang mampu memberikan dampak langsung kepada perekonomian rakyat, khususnya di lingkungan pesantren itu sendiri.