Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bank Syariah Indonesia Targetkan 40 Juta Nasabah di 2025
20 September 2022 15:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memiliki visi untuk menjadi top 10 Global Sharia Bank by Market Cap atau 10 besar bank syariah dunia di tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, perseroan akan memiliki aset sebesar Rp 500 triliun. Tak hanya itu, Price to Book Value (PBV) diprediksi akan mencapai tiga kali.
"Bank Syariah Indonesia ingin menjadi top 5 di lokal dan top 10 di global, melayani sekitar 40 juta nasabah," kata Hery dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (20/9).
Target jumlah nasabah meningkat 135 persen dibandingkan total jumlah nasabah yang dimiliki BSI sebanyak 17 juta nasabah per Juni 2022. Sedangkan target jumlah aset melesat 80 persen dibandingkan aset BSI yang baru Rp 277 triliun hingga Juni 2022.
Dalam paparan materi yang diterima kumparan, emiten bersandi BRIS ini akan menerbitkan paling banyak 6 miliar lembar saham baru atau senilai Rp 5 triliun pada November-Desember 2022.
ADVERTISEMENT
"Dengan masuknya saham Dwiwarna, struktur kepemilikan saham seri B PT Bank Mandiri menguasai 50,83 persen, PT BNI menguasai 24,85 persen, PT BRI menguasai 24,85 persen, dan BRI menguasai 17,25 persen," katanya.
Hery menyebut, merger memberikan manfaat terhadap kinerja keuangan bank. BSI merupakan bank hasil merger antara PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
"Dari sisi net profit, di akhir tahun 2021 naik 38 persen sebelum merger. Setelah merger, pertumbuhan laba bersih 21 persen," sambungnya.
Hery mencermati pertumbuhan rasio cakupan kas (cash coverage) mencapai 157,93 persen setelah merger, melebihi rasio yang ditetapkan regulator sebesar 100 persen. Sedangkan biaya dana (cost of fund) menjadi 1,57 persen, dari 3,4 persen sebelum merger.
ADVERTISEMENT
"Sebelum merger RoA 1,38 persen, saat ini RoA BSI sebesar 2,03 persen. Biaya kredit bermasalah juga menurun setelah merger," imbuh Hery.