Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Bank Terbesar Eropa Credit Suisse Dikabarkan Bakal Bangkrut, Krisis Kian Nyata?
6 Oktober 2022 12:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat ini saham Credit Suisse berada di level 4,11 atau telah anjlok 17,8 persen selama bulanan, dan merosot 54,79 persen sejak awal tahun (year to date/ytd).
Mengutip Reuters, Kamis (6/10), bank terbesar kedua di Swiss mengumumkan untuk memulihkan sebagian kerugian di tengah kehkhawatiran tentang kemampuannya merestrukturisasi bisnis pada 27 Oktober 2022 nanti.
Adapun pada Juli 2022 lalu perusahaan mengumumkan untuk meninjau strategi keduanya dalam setahun dan mengganti kepala eksekutif untuk memangkas investasi lebih dari USD 1 miliar.
Di mana, saat ini Credit Suisse sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengurangi investasinya menjadi bisnis yang ringan modal dengan mengevaluasi opsi strategis untuk produk sekuritisasi.
Tak hanya itu, Reuters juga melaporkan bulan lalu bahwa Credit Suisse sedang mencari investor untuk mendapatkan uang tunai baru sebagai upaya perbaikan kinerja.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini Credit Suisse yang merupakan salah satu bank terbesar di Eropa dan salah satu bank terpenting di global harus merombak besar-besaran.
Misalnya, meningkatkan modalnya, menghentikan pembelian kembali saham, memotong dividen dan mengubah manajemen setelah kehilangan lebih dari USD 5 miliar dari runtuhnya investasi Archegos pada Maret 2021. Saat itu perusahaan juga harus menangguhkan dana klien terkait dengan pemodal yang gagal yakni, Greensill.
Obligasi Turun ke Level Terendah
Dilaporkan spread pada obligasi dolar AS Credit Suisse dikutip pada Senin (3/10) pagi sekitar 40-90 bps , lebih lebar di seluruh obligasi mereka yang beredar. Obligasi mereka yang jatuh tempo 2027 sekitar 365 bps di atas penawaran Treasuries yang sebesar 290 bps.
ADVERTISEMENT
Sementara obligasi Credit Suisse 6,53 perse yang jatuh tempo Agustus 2033 ditawarkan pada 460 bps di atas Treasuries 420 bps pada hari Jumat pekan lalu.
Apalagi Credit Default Swaps (CDS) Credit Suisse melonjak lebih tinggi pada hari Senin Kemarin, menambahkan 105 bps dari penutupan hari Jumat lalu, menjadi 355 bps. Ini menjadi level tertinggi dalam setidaknya lebih dari dua dekade.
CDS bank, yang mengukur biaya untuk mengasuransikan obligasi, berada di 57 bps di awal tahun. Adapun CDS merupakan perjanjian pertukaran keuangan dimana penjual akan memberikan kompensasi kepada pembeli jika terjadi default hutang atau kejadian kredit lainnya.
Investor Panik, Krisis Kian Nyata?
Tak ayal dengan kondisi tersebut, para investor panik dan khawatir. Apalagi, pasar keuangan global sangat rapuh akhir-akhir ini dengan kenaikan suku bunga yang cepat serta inkonsistensi kebijakan ekonomi di beberapa negara maju.
ADVERTISEMENT
Sehingga investor merasa keadaan ini membuat Credit Suisse tak mampu menghadapi resesi ekonomi yang berpotensi terjadi di tahun depan. Terlebih perang di Ukraina juga belum mereda.
Sehingga menimbulkan ketakutan kejadian runtuhnya keuangan global dengan pailitnya Lehman Brothers pada 2008 akan kembali terulang.
"Masalah utamanya adalah kelangsungan hidup bank setelah tinjauan strategis yang akan datang," tulis analis ABN AMRO Joost Beaumont, yang menambahkan bahwa kondisi pasar yang buruk telah meningkatkan "risiko pelaksanaan tinjauan strategis apa pun."