Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Bansos Beras Januari-Februari 2025 Ditiadakan, Dana Rp 16,6 T Dialihkan ke Bulog
4 Februari 2025 20:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Badan Pangan Nasional (Bapanas ) membeberkan bantuan sosial (bansos) beras 10 kg untuk 16 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Januari-Februari ditiadakan.
ADVERTISEMENT
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini dana untuk bansos dialihkan untuk penyerapan beras dalam negeri. Dana jumbo sebesar Rp 16,6 triliun ditransfer ke Bulog.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menambah kuota bansos dari semula 2 bulan pada tahun 2025 menjadi 6 bulan. Namun kata Arief, sementara ini dana bansos dialihkan pada penyerapan beras dalam negeri Bulog.
Selain bansos, program yang dananya turut dipangkas adalah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Arief tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini.
“Sementara tidak ada bantuan pangan, Januari-Februari. Enggak ada (bansos), kan uangnya salah satunya Rp 16,6 itu adalah bantuan pangan, ditambah SPHP dan lain-lain itu Rp 16,6 triliun, itu masuk ke situ dulu untuk fokus di penyerapan,” kata Arief di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (4/2).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, hal ini merupakan arahan dari Presiden yang telah disetujui oleh Menko Bidang Pangan, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan. Tujuannya supaya Bulog bisa memiliki modal untuk menyerap banyak beras hasil produksi petani.
“Jadi Pak Presiden itu perintahnya tegas-tegas bahwa itu harus diserap. Ini uangnya, jadi Menko Pangan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan pokoknya yang di bidang pangan itu memang itu sudah sepakat Rp 16,6 diputuskan untuk Bulog untuk nyerap,” jelasnya.
Terlebih produksi beras pada awal tahun dinilai tengah melimpah. Arief memproyeksi pada Januari hingga Maret 2025 Indonesia akan memproduksi 8,67 juta ton beras.
Selain itu, penyerapan yang banyak di awal tahun juga agar petani mendapatkan harga yang baik. “Biasanya kan kalau bulan Januari harga tinggi, inflasi juga terjaga. Prioritasnya adalah sekarang serap petani, jangan sampai petani harganya jatuh,” tutupnya.
ADVERTISEMENT