Bantah Jual Aset, Ini Alasan AP II Gandeng Asing Kelola Bandara Kualanamu

26 November 2021 11:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Internasional Kualanamu Medan. Foto: Angksa pura II
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Internasional Kualanamu Medan. Foto: Angksa pura II
ADVERTISEMENT
Bandara Kualanamu ramai dibicarakan dijual ke asing usai PT Angkasa Pura II (Persero) mengumumkan GMR Aiports Consortium menjadi pemenang lelang. GMR yang merupakan perusahaan konsorsium India-Prancis pun akan ikut mengelola bandara ini bersama AP II selama 25 tahun.
ADVERTISEMENT
Dengan kerja sama ini, GMR Airports Consortium membentuk Joint Venture Company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu. AP II sebagai pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51 persen saham di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara GMR Airports Consortium memegang 49 persen saham.
Perseroan pun membantah kerja sama kedua pihak ini sama dengan menjual aset. Menurut Direktur Transformasi dan Portofolio Strategis AP II, Armand Hermawan, kemitraan strategis ini bukan transaksi penjualan saham atau penjualan aset Bandara Internasional Kualanamu.
"Tidak ada penjualan aset atau penjualan saham Bandara Internasional Kualanamu. Kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu beserta asetnya 100 persen tetap milik AP II. JVCo hanya akan menyewa aset kepada AP II untuk dikelola selama 25 tahun," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (26/11).
ADVERTISEMENT
Setelah periode kerja sama berakhir, Armand menegaskan JVCo tidak berhak lagi mengelola Bandara Internasional Kualanamu dan semua aset hasil pengembangan akan dikembalikan kepada AP II. Kemitraan dapat dianggap seperti perjanjian sewa menyewa dengan para tenant di terminal bandara.
"Jadi nantinya pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu akan kembali seluruhnya kepada AP II setelah masa kerja sama berakhir," tuturnya.

Alasan AP II Gandeng Asing Selama 25 Tahun

PT Angkasa Pura II (Persero) menetapkan GME Airports Consortium sebagai pemenang tender pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu melalui kemitraan stretagis, Selasa (23/11). Foto: Angkasa Pura II
Armand menjelaskan, GMR Airports Consortium sendiri dipilih menjadi mitra strategis setelah melalui serangkaian proses tender secara profesional dan transparan. Menurutnya, kemitraan strategis ini merupakan inovasi model bisnis yang menarik minat investasi pihak swasta untuk dapat turut berkontribusi dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia dan menyediakan layanan bagi kepentingan umum.
ADVERTISEMENT
“Tujuan dari kemitraan strategis ini adalah mengakselerasi 3E yaitu Expansion the traffic (memperluas penerbangan), Equity partnership (menambah permodalan), dan Expertise sharing (berbagi teknologi dan keahlian), sehingga daya saing Bandara Internasional Kualanamu dapat lebih cepat ditingkatkan," ujarnya.
Terkait Expansion the traffic, Armand mengungkapkan Bandara Internasional Kualanamu akan dijadikan hub penerbangan internasional khususnya di wilayah barat yang akan mendatangkan banyak penerbangan dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya.
Adapun GMR Airports Consortium yang sebagian sahamnya juga dimiliki Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis termasuk jaringan operator bandara dengan total jumlah penumpang terbanyak di dunia.
“Pada tahun 2020 jumlah pergerakan penumpang pesawat di Bandara Internasional Kualanamu sekitar 3 juta penumpang per tahun. Melalui kemitraan strategis AP II dan GMR Airports Consortium, JVco menargetkan jumlah pergerakan penumpang menjadi sekitar 54 juta penumpang per tahun di akhir kerja sama kemitraan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terkait dengan Equity partnership, AP II dan GMR Airports Consortium akan berbagi pendanaan sehingga pengembangan Bandara Internasional Kualanamu dapat akselerasi dan pengelolaan dapat menerapkan best global practice.
Di dalam kemitraan strategis ini, mitra strategis yaitu GMR akan menanamkan investasi sedikitnya Rp 15 triliun untuk pengembangan Bandara Internasional Kualanamu. Di samping itu, mitra strategis juga akan memberikan upfront payment kepada AP II, yang dapat digunakan bagi AP II untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan.
Direktur Operasi dan Layanan AP II, Muhamad Wasid, mengatakan kemitraan strategis ini juga mendatangkan Expertise sharing atau alih teknologi dan keahlian dalam pengoperasian bandara serta pelayanan kelas dunia.
Suasana puncak arus mudik natal di Bandara Kualanamu. Foto: Dok. Istimewa
“Kemitraan strategis berkontribusi dalam memberikan global best practice kepada AP II, baik itu dalam aspek operasional bandara dan penerbangan maupun layanan di samping pengembangan aktivitas ekonomi dan area komersial non-aeronautika,” jelas Muhamad Wasid.
ADVERTISEMENT
Kemitraan strategis ini akan mengakselerasi pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu, sehingga dapat optimal dan maksimal mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.