Bantu Transisi Energi, Berikut Daftar Proyek Teknologi CCS/CCUS di Indonesia

22 September 2022 17:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penerapan CCUS/EGR pada proyek lapangan Gundih di Cepu, Jawa Tengah. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Penerapan CCUS/EGR pada proyek lapangan Gundih di Cepu, Jawa Tengah. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri hulu migas Indonesia berupaya mengurangi emisi karbon dari operasional produksi dengan mengembangkan Carbon Capture Storage atau Carbon Capture Utilty Storage (CCS/CCUS).
ADVERTISEMENT
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan puncak emisi pada tahun 2030 sekitar 44 juta ton CO2e karena peningkatan produksi mencapai 1 Juta barel per hari (BOPD) & 12 juta standar kaki kubik per hari (BSCFD).
Melalui CCS/CCUS, diperkirakan dapat mengurangi 10 persen emisi karbon secara global. Namun, penerapan teknologi ini perlu didukung kepastian hukum, kemudahan berusaha, dan kemudahan fiskal.
Tutuka melanjutkan, Indonesia sedang berada di tahap transisi energi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Sebelum mencapai hal tersebut, industri migas masih berkontribusi signifikan dalam pemenuhan kebutuhan energi.
“Target pemerintah untuk meningkatkan produksi migas perlu didukung untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi nasional dan mengurangi impor energi. Upaya tersebut akan membutuhkan investasi baru dan modal global," kata Tutuka saat IPA Convex 2022, Kamis (22/9).
ADVERTISEMENT
Tutuka menambahkan, CCS/CCUS menjadi teknologi penting di masa transisi energi. Pasalnya, teknologi ini dapat mendukung pengurangan emisi pada berbagai sektor industri.
Dirjen Migas Tutuka Ariadji. Foto: Kementerian ESDM
“Penerapan teknologi CCS saat ini mirip dengan awal ekspor LNG pada awal 1970-an, di mana hanya sedikit negara yang menerapkan teknologi tersebut,” ujar Tutuka.
Dia mengungkapkan, saat ini Indonesia sudah melakukan studi terkait teknologi tersebut. Terdapat 10 titik kajian CCS/CCUS yang tersebar di seluruh Indonesia, baik di lapangan migas, maupun di pabrik dengan emisi tinggi.
Sejalan dengan itu, Tutuka memproyeksi CCS/CCUS di Asia Tenggara ditargetkan mencapai 35 metrik ton (MT) CO2 pada 2030 dan lebih dari 200 MT pada 2050.
“Indonesia diberkahi dengan kekayaan geologis. Ditambah teknologi ini belum banyak diterapkan negara-negara lain. Indonesia dapat memimpin penggunaan teknologi CCS/CCUS di kawasan,” kata Tutuka.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah sedang menggencarkan penyelesaian 14 proyek CCS/CCUS untuk mengurangi emisi karbon di industri hulu migas. Ditargetkan seluruhnya bisa berproduksi sebelum tahun 2030.
"Ada 14 proyek CCS/CCUS di Indonesia, namun semua kegiatan masih dalam tahap studi/persiapan yang sebagian besar ditargetkan onstream sebelum 2030," ujarnya saat pembukaan IPA Convex 2022, Rabu (21/9).
Berikut daftar seluruh proyek dan studi pengembangan CCS/CCUS di Indonesia.
ADVERTISEMENT