Banyak Komplain Pakai Masker, Dirut Garuda Kode Jokowi Segera Umumkan Endemi

27 Desember 2022 19:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam paparan publik di PIK Avenue, Selasa (27/12/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam paparan publik di PIK Avenue, Selasa (27/12/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Emiten penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sempat mengalami dampak Pandemi COVID-19. Maskapai tersebut mencatatkan pendapatan yang anjlok serta likuiditas yang tertekan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, tantangan yang besar justru saat pandemi belum berakhir. Pasalnya, penerbangan di luar negeri telah melonggarkan aturan bagi pelanggan untuk melepas masker.
"Dari persentase di lapangan, situasi yang paling real itu pakai masker dalam pesawat. Ini juga banyak yang komplain. Mudah-mudahan Pak Jokowi segera umumkan sementara waktu menjadi endemi, dan kita saling menjaga" ujar Irfan saat ditemui di PIK Avenue, Selasa (27/12).
Irfan menegaskan, Garuda Indonesia tidak akan merilis aturan cabut wajib masker selama pandemi masih berlangsung. Maskapai pelat merah itu tetap senantiasa mematuhi aturan pemerintah.
"Kalau kelas endemi, mungkin kelas kita baru sekadar imbauan. Penerbangan luar negeri seperti Singapura, semua sudah pada lepas (masker)," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Irfan menuturkan, pendapatan kargo sempat tinggi karena penerbangan pesawat kargo ke China. Selain itu, kendala yang dihadapi adalah kompetitor logistik yang mengantarkan kargo melalui pesawat lama.
"Bahkan Jakarta-Singapura harganya sudah drop di bawah 50 persen. Jadi kita stay dalam level ini," tuturnya.
Tak hanya Garuda Indonesia, seluruh armada penerbangan dunia mewaspadai perkembangan kondisi COVID-19 di China. Tidak dipungkiri bahwa traffic penerbangan tertinggi terletak pada negara tersebut.
Menaikkan pendapatan kargo menjadi salah satu strategi Garuda Indonesia pada tahun 2023. Irfan mencermati pendapatan kargo akan menurun seiring pandemi mulai longgar.
"Kita pernah berharap tahun Ini jumlah pesawat 60 unit, sekarang 53 pesawat. Tapi ini utilisasi semakin baik," katanya.