Banyak Masyarakat Jadi Korban Pinjol Ilegal, Ini Pesan Jokowi ke OJK

11 Oktober 2021 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi resmikan RS LB Moerdani di Merauke, Papua. Foto:  Youtube Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi resmikan RS LB Moerdani di Merauke, Papua. Foto: Youtube Setpres
ADVERTISEMENT
Banyak korban berjatuhan akibat kelakuan Pinjol ilegal. Penagihan yang dilakukan dengan cara teror, bahkan membuat ada nasabahnya yang nekat bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Kasus terakhir bunuh diri karena pinjol terjadi di Wonogiri, Jawa Tengah. Seorang perempuan berinisial WPS (38 tahun), memilih mengakhiri hidupnya karena tak sanggup membayar utang dan tak tahan dengan teror dari debt collector pinjol.
Praktik pinjol ilegal tersebut membuat Presiden Jokowi angkat bicara. Dalam sambutannya di acara OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10), Jokowi menyinggung praktik pinjol yang banyak merugikan masyarakat kelas bawah.
Menurut dia, banyaknya masyarakat yang menjadi korban salah satunya disebabkan karena kurangnya informasi dan literasi keuangan dengan baik soal risiko pinjaman online ilegal.
Untuk itu, Jokowi mendesak OJK serta pelaku usaha terkait agar menggalakkan literasi dan inklusi keuangan digital, terutama untuk masyarakat kelas bawah.
"Saya titip kepada OJK dan para pelaku usaha dalam ekosistem ini, untuk memastikan inklusi keuangan yang kita kejar yang harus diikuti dengan percepatan literasi keuangan dan literasi digital. Agar kemajuan inovasi keuangan digital memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, digitalisasi keuangan harus memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, khususnya masyarakat lapisan menengah ke bawah.
Selain itu, digitalisasi keuangan juga seharusnya menjadi solusi untuk menekan ketimpangan sosial serta menjangkau segmen masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan konvensional.
Cover Jerat Setan Pinjaman Online. Foto: kumparan
Tidak hanya itu, Jokowi juga mendesak provider keuangan digital untuk berorientasi Indonesiasentris. Artinya, pengembangan layanan keuangan digital tidak hanya berpusat di Jawa saja, tetapi juga ke daerah-daerah lain. Jokowi ingin agar transformasi keuangan digital bisa merata hingga pelosok tanah air.
"Saya minta seluruh industri jasa keuangan untuk melaksanakan program literasi keuangan dan literasi digital mulai dari desa, mulai dari pinggiran,” ujarnya.
Jokowi juga berharap literasi tersebut tidak hanya sekadar membuat masyarakat tahu cara menggunakan layanan keuangan digital. Lebih dari itu, Jokowi berharap dengan literasi yang baik, masyarakat bisa memanfaatkan keuangan digital untuk mengembangkan usaha mereka dengan risiko yang rendah.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi ekosistem keuangan digital yang tangguh dan berkelanjutan harus terus dijaga untuk mendorong percepatan pergerakan ekonomi nasional yang inklusif. Lebih dari itu, ekonomi digital juga diharapkan bisa berkontribusi lebih besar bagi upaya pemulihan ekonomi nasional.
"Komitmen, keberpihakan, dan kerja keras Bapak Ibu sekalian sangat ditunggu oleh pelaku-pelaku ekonomi utamanya pelaku ekonomi kecil khususnya juga usaha mikro kecil dan menengah untuk segera bangkit dari dampak pandemi covid 19 dan terfasilitasi untuk memanfaatkan peluang-peluang baru yang yang bermunculan," tandasnya.