Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Banyak PHK, Prabowo Naikkan Target Warga Kelas Menengah di Akhir Masa Jabatannya
28 Februari 2025 21:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target proporsi kelas menengah terhadap jumlah penduduk untuk tahun 2029. Target yang ditetapkan pemerintah terkait proporsi kelas menengah di tahun 2029 adalah 20 persen dari jumlah penduduk.
ADVERTISEMENT
Hal ini tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Sebelumnya, proporsi kelas menengah secara baseline di 2024 adalah 17,13 persen dari jumlah penduduk. Pada tahun 2025, target proporsi kelas menengah adalah 17,50 persen dari jumlah penduduk.
“Peningkatan proporsi kelas menengah akan mendorong penduduk miskin dan rentan miskin terentaskan untuk mengisi kelas menengah,” tulis beleid tersebut dikutip Jumat (28/2).
Beleid ini juga mencatat soal keberadaan calon kelas menengah yang terus meningkat pada periode 2019-2024. Calon kelas menengah tercatat meningkat 8,65 juta orang sehingga mencapai 137,5 juta orang atau 49,2 persen dari jumlah penduduk.
Meski demikian, jumlah warga yang rentan miskin juga terus meningkat sebanyak 12,72 juta dalam lima tahun terakhir. Pada 2024, jumlah kelas masyarakat ini mencapai 67,69 juta atau 24,33 persen dari jumlah penduduk.
ADVERTISEMENT
Di saat bersamaan, populasi kelas menengah justru mengalami penurunan. Dari sini terdapat risiko menurunnya kelas menengah menjadi calon kelas menengah dan rentan miskin.
“Disebabkan oleh tingginya angka pemutusan hubungan kerja. Pada Agustus 2024, tercatat 46.420 pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat,” tulis beleid itu lebih lanjut.
Padahal posisi calon kelas menengah (aspiring middle class) dan kelas menengah mencakup 72,20 persen dari jumlah penduduk. Kelas ini juga tercatat telah berkontribusi terhadap 82,30 persen konsumsi rumah tangga pada 2023.
Pada RPJMN 2025-2029, penguatan peran kelas menengah akan dilakukan dengan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas dan berkualitas, terutama pada sektor-sektor produktif seperti manufaktur dan teknologi tinggi yang berorientasi pada pekerjaan formal.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di sektor informal penyerapan tenaga kerja akan dilakukan dengan program regenerasi petani serta penciptaan iklim investasi dan kemudahan berusaha yang selanjutnya akan menjadi stimulus bagi peningkatan wirausaha dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Peningkatan proporsi kelompok kelas menengah menciptakan kebutuhan konsumsi yang lebih beragam, termasuk kebutuhan gaya hidup baru (new lifestyle) sehingga berpotensi meningkatkan daya beli,” tulis beleid.