Banyak Sumur Tua, Jokowi Turunkan Lagi Target Lifting Minyak di 2025

16 Agustus 2024 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninggalkan ruang sidang tahunan MPR, DPR, DPR RI 2024 untuk melaksanakan shalat Jumat, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninggalkan ruang sidang tahunan MPR, DPR, DPR RI 2024 untuk melaksanakan shalat Jumat, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi kembali menurunkan target lifting minyak di tahun depan. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (RAPBN) 2025, target lifting minyak cuma 600 ribu barel per hari (bph), lebih rendah dibandingkan target tahun lalu 635 ribu bph.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan turunnya target lifting minyak tahun depan karena banyak sumur minyak yang tua, sehingga produksi kurang maksimal.
"Lapangannya kan memang dropnya drastis," katanya ditemui di DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8).
Hingga akhir tahun ini saja, proyeksinya (outlook) hanya 605 ribu, lebih rendah dibandingkan target awal 2024, 635 ribu bph. Meski begitu, Arifin yakin penurunan lifting minyak tahun ini tidak akan terlalu parah seiring dengan adanya sumur baru di Blok Cepu.
Pekan lalu, Arifin meresmikan berproduksinya Sumur B13 Clastic milik ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) pada Jumat (9/8). Sumur B13 merupakan rangkaian dari proyek 7 sumur di tapak sumur B milik EMCL, Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang bisa menghasilkan 13.300 bph.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden dan Wapres di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/7/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
"Nah sekarang kan udah mulai kita coba recover nih. Kemarin di Cepu ada tambahan Mudah-mudahan akhir tahun bisa nguber tuh," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain berharap pada sumur baru, pemerintah juga mengejar optimalisasi sumur lama yaitu sumur MNK atau Minyak Non Konvensional yang digali lebih dalam dibandingkan sumur konvensional.
"Ya itu, sumur MNK. Dan jangka panjangnya kan, kita ada lapangan yang sekarang kita upayakan di Buton. Kita ini kerja sama sama China juga untuk ngangkat recovery factor. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa ngangkat produksinya meski butuh waktu," ujar dia.
Menteri ESDM Arifin Tasrif sedang bercakap dengan Presiden ExxonMobil Indonesia, Carole J. Gall, di Blok Cepu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2024). Foto: Abdul Latif/kumparan