Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Bapanas Bakal Gandeng Pengusaha Ritel Atasi Food Waste di RI
29 September 2022 12:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan persoalan food waste di Indonesia perlu segera diatasi. Pasalnya, menurut data The Economist Intelligence Unit menyebut bahwa Indonesia adalah penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia.
Dengan APRINDO, Bapanas akan berkolaborasi agar makanan-makanan dari ritel bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
"Ini yang mau saya tagih Pak Roy, semua ritel se-Indonesia jumlahnya sekitar 80 ribu outlet, terbayang bila satu ritel memberi 1 kantong, saya bisa punya 80 ribu kantong," kata Arief pada forum The International Day of Awareness of Food and Loss and Waste di Ashley Hotel Jakarta, Kamis (29/9).
"Kalau satu outlet itu memberi 5 kantong saja, terbayang tidak. Kira-kira orang Indonesia kelaparan enggak? Insyaallah enggak," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Arief menjelaskan, produk makanan dari ritel yang mendekati masa expired namun masih layak dikonsumsi, daripada dibuang dapat dimanfaatkan untuk memberikan makan kepada masyarakat yang membutuhkan. Namun perlu ada sistem kurasi yang tepat sehingga saat ini pihaknya sedang menyusun sistem mekanisme tersebut.
"Yang jadi penting juga kurasinya. Tidak boleh sembarangan makanan, kalau tidak dikurasi malah jadi sakit perut. Jadi makanan yang sehat dan yang benar," kata Arief.
Pada kesempatan yang sama, Ketua APRINDO Roy Nicholas Mandey mengatakan pihaknya menyambut baik upaya Bapanas mengentas persoalan food waste di Indonesia. Untuk kolaborasinya dengan NFA, dia menyebut perlu ada sistem dan fasilitas yang harus disiapkan.
"Tentu kita akan akselerasi lagi dengan NFA untuk sistem tadi. Kita perlu sama sama membuatnya jadi suatu platform atau roadmap kita, lalu alatnya," kata Roy.
ADVERTISEMENT
Roy mengatakan bisa dibuatkan sebuah fasilitas tempat penyimpanan atau penampungan, atau bisa melibatkan penggiat secara langsung agar bisa tersalurkan ke masyarakat. Di samping itu, menurutnya perlu juga menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk menjalankan kolaborasi tersebut. "Dan yang terakhir kita konkretkan," tegasnya.
Persoalan Food Waste di Indonesia
Menurut kajian Bappenas, food loss and waste di Indonesia tahun 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun, setara dengan 115-184 kg per kapita per tahun.
Data tersebut menunjukkan bahwa setiap warga Indonesia menyumbang lebih dari 100 kg sampah pangan per tahun. Arief menjelaskan, hal itu berdampak kepada kerugian ekonomi kurang lebih sebesar Rp 213-551 triliun per tahun.
"Potensi food loss and waste tersebut dapat disalurkan untuk memberi makan 61-125 juta orang atau sekitar 29-47 persen populasi Indonesia," jelas Arief.
ADVERTISEMENT
Arief menjelaskan, menurut peta ketahanan dan kerentanan pangan tahun 2021, ada 74 kab/kota di Indonesia yang rentan rawan pangan. Dengan begitu, mengatasi persoalan food loss and waste di Indonesia dapat sekaligus mengentaskan daerah rentan rawan pangan yang ada.
"Pengurangan food waste sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa pemerintah harus bersiap menghadapi krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan yang melanda dunia saat ini," pungkasnya.