Bapanas: Kalau Indonesia Impor Daging Sapi Terus, Bisa Kaya Singapura

12 Maret 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang daging sapi melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (11/3/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang daging sapi melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (11/3/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menjelaskan, pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan stok daging sapi impor agar tidak seperti Singapura. Sebab, Negeri Singa itu tidak memiliki peternak sapi.
ADVERTISEMENT
“Nanti kita (Indonesia) jadi Singapura loh kalau impor (daging sapi) terus. Kita tidak perlu petani peternak, kita impor sendiri,” ujar Arief saat dihubungi kumparan, Selasa (12/3).
Apabila kuota daging sapi impor diperbanyak, Arief memperkirakan harga sapi hidup di Indonesia akan menurun sehingga menyulitkan peternak. Stok daging sapi akan mulai masuk pertengahan bulan Ramadan.
“Importir paling enak impor aja. Kalau Singapura enggak punya petani dan peternak, Singapura impor aja gampang, cari supplier paling murah impor karena enggak punya petani, enggak punya peternak,” tuturnya.
Salah satu penyebab harga daging sapi naik adalah harga daging sapi Australia menembus AUD 8,5 per kg. Fluktuasi harga daging sapi disebabkan ketergantungan impor dari negara asal.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta pada Rabu (28/2/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
“Yang kedua, (harga daging sapi) terpengaruh dengan situasi global. Situasi global itu maksudnya harga pangan pokok produksi, pakan, semua itu pasti terpengaruh,” imbuh Arief.
ADVERTISEMENT
Faktor berikutnya adalah nilai tukar rupiah yang saat ini menyentuh Rp 15.590 per dolar AS. Oleh karena itu, pemerintah mendorong produksi sapi dalam negeri.
“Kalau di kepala kita hanya impor terus, enggak perlu ada rekomendasi impor. Rekomendasi impor itu dibuat supaya kita meningkatkan produksi dalam negeri,” sambungnya.
Arief mengatakan importir daging sapi tentunya ingin kuota impor diperbanyak, sedangkan pemerintah berupaya menjaga keseimbangan stok daging sapi.
“(Stok daging sapi) bukan hanya importir saja. Kalau nanti dari sisi importir aja, mau impor semua nanti. Jadi tidak serta merta pengusaha mau 400.000 ton (izin impor) terus semuanya dikasih, jangan dong,” katanya.
Berdasarkan pantauan kumparan di Pasar Kramat Jati, salah seorang pedagang daging sapi, Ali mengaku tidak sulit mendapatkan stok daging sapi untuk dijajakan di lapak dagangannya.
ADVERTISEMENT
Ali mengatakan lapak penjualan daging sapinya memiliki jagal langganan yang siap memasok kebutuhan penjualannya.
“Nyarinya enggak susah, di pasar barang banyak terus. Di (pasar) Kramat Jati jagalnya banyak, tinggal telepon butuh segimana, nanti datang gak lama,” kata Ali saat ditemui kumparan di Pasar Kramat Jati pada Selasa.