Bapanas Minta Tambahan Anggaran Rp 31 Triliun Tahun 2025

Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi memberikan keterangan pers terkait Anggur Shine Muscat di Gedung Pangan Nasional, Jakarta, Senin (4/11/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta Anggaran Belanja Tambahan (ABT) sebesar Rp 31,01 triliun untuk Bantuan Pangan Beras dan Bantuan Pangan Stunting.

Dalam paparannya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo menyebut akan ada 16 juta Penyaluran Bantuan Pangan (PBP) beras dan 1,5 juta PBP stunting serta penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras, jagung dan kedelai.

“Kami juga mengusulkan anggaran pangan Badan Pangan Nasional tahun 2025 untuk penyelenggaraan dan penyaluran cadangan pangan pemerintah, baik melalui bantuan pangan, SPHP dan outlet lainnya,” kata Arief dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI pada Selasa (19/11).

Untuk PBP beras, nantinya bantuan pangan akan berupa beras sebanyak 1 kg selama 6 bulan. Sedangkan untuk PBP stunting, bentuk bantuannya adalah 1 kg daging ayam dan 10 butir telur ayam selama 6 bulan.

“Kalau yang lalu (tahun lalu) 22 juta. Kemudian untuk bantuan pangan stunting kepada 1,5 juta KRS (Keluarga Risiko Stunting) 1 kg daging ayam dan 10 butir telur ayam selama 6 bulan serta penyaluran SPHP beras, jagung dan kedelai,” lanjut Arief.

Saat ini pagu anggaran Bapanas untuk tahun 2025 adalah 329,95 miliar. Angka ini lebih kecil dibanding pagu anggaran tahun ini di angka Rp Rp 441,6 miliar.

“Berdasarkan alokasi pagu anggaran 2025, anggaran Badan Pangan Nasional sebesar Rp 329,95 miliar atau lebih rendah 25,45 persen dibandingkan pagu 2024,” ungkap Arief.

Namun, pada tahun 2024 Bapanas juga tercatat telah meminta ABT sebanyak 6 kali kepada Kementerian Keuangan sehingga anggaran Bapanas tahun 2024 mencapai Rp 36,56 triliun.

“Pagu anggaran Bapanas (2024) sebesar Rp 442,63 miliar. Selanjutnya Badan Pangan Nasional mengajukan Anggaran Belanja Tambahan sebanyak 6 kali kepada menteri keuangan sehingga total anggaran Bapanas tahun 2024 sebesar Rp 36,56 triliun,” jelas Arief.