Bapanas Proyeksi Stok Beras RI Bisa Capai 10 Juta Ton di Akhir 2025

3 Februari 2025 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menata karung beras di gudang Perum Bulog Umbul Tengah, Kota Serang, Banten, Kamis (7/11/2024). Foto: Angga Budhiyanto/ ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menata karung beras di gudang Perum Bulog Umbul Tengah, Kota Serang, Banten, Kamis (7/11/2024). Foto: Angga Budhiyanto/ ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memproyeksi stok beras Indonesia pada akhir tahun 2025 akan capai 10 juta ton. Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Bapanas, Gusti Ketut Astawa, mengatakan hal ini disebabkan banyaknya stock carry over beras dari 2024 ke 2025 yang mencapai 8,1 juta ton.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, ketika stock carry over tahun lalu ditambah dengan produksi tahun ini, maka sisa di akhir tahun sebanyak 10 juta ton. Hal ini diutarakan Ketut dalam gelaran Outlook Sektor Pertanian 2025 oleh Institut for Development of Economics and Finance (Indef).
“Carry per stocknya tahun 2024 ke 2025, itu ada sekitar 8,1 juta ton. Di mana Bulog memiliki hampir 2 juta ton. Kalau jumlah carrier per stock ditambah produksi 32 juta ton, maka dikurangi konsumsi, maka stock akhir tahun 2025 kita memiliki hampir 10 juta ton. Ini sangat besar,” kata Ketut secara virtual, Senin (3/2).
Sementara menurut dia, kebutuhan beras nasional sepanjang 2025 sebanyak 31 juta ton. Sehingga Ketut memandang Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa harus meneken kuota impor tahun ini.
ADVERTISEMENT
Pekerja memanggul karung berisi beras yang akan didistribusikan di Gudang Bulog Karang Asam Ulu II, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (11/12/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
“Kebutuhan kita sekitar 31 ton. Artinya kita jangan ragu-ragu, kita sudah berani mengatakan untuk 2025, satu, pasti tidak ada impor,” terang Ketut.
Selain beras, komoditas lain yang telah swasembada menurut dia adalah jagung, bawang merah, cabai, daging ayam ras, telur ayam ras dan minyak goreng.
Ketut yakin, nantinya Indonesia juga tidak perlu mengimpor daging sapi. Dia melihat hal ini bisa tercapai antara 2 hingga 3 tahun ke depan.
“Mungkin 2 tahun ke depan atau tahun depannya pasti akan merambah ke daging sapi dan lain sebagainya. Kita mesti yakin bisa mencapai swasembada,” jelasnya.