Bapanas Usul HET MinyaKita di Indonesia Timur Naik

12 Februari 2025 13:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok MinyaKita di  daerah Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (20/4).  Foto: Ave Airiza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stok MinyaKita di daerah Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (20/4). Foto: Ave Airiza/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengusulkan kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso agar menaikkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita khususnya untuk wilayah Indonesia timur.
ADVERTISEMENT
Arief mengusulkan ini bertujuan untuk menggantikan ongkos kirim ke luar Pulau Jawa yang masih mahal. Arief pun berencana akan melakukan diskusi dengan Kementerian Perdagangan membahas usulan tersebut lebih lanjut.
"Pak Mendag kalau misalnya yang di daerah, tambah ongkos kirim. Nanti kita diskusi lagi lah gitu ya karena kayaknya kok ada gap sedikit gitu, utamanya daerah-daerah yang di timur," kata Arief dalam rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jelang HBKN 2025, Rabu (12/2).
Arief mencontohkan untuk HET beras dan gula adanya selisih harga antara daerah Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Ketetapan ini sebagai pengganti ongkos kirim. Adapun selisih harganya dari Rp 300 hingga Rp 1.000.
"Di perberasan pun kita punya ada kelebihan Rp500, Rp300 untuk daerah-daerah luar, kemudian harga gula juga sama, gula itu kita sudah sebutkan bahwa itu zona di sana itu ditambah Rp1.000 ya. Kalau enggak salah jadi selisih ada ongkos kirim," katanya.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menjawab pertanyaan wartawan saat dijumpai di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (6/12/2024). Foto: Ghifari/kumparan
Belum lama ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meminta perusahaan BUMN sektor pangan untuk mendistribusikan MinyaKita lebih banyak. Tujuannya untuk mengintervensi harga MinyaKita yang masih tinggi di pasaran.
Hal ini dilakukan setelah mengumpulkan distributor MinyaKita, termasuk BUMN Pangan, ID Food (PT RNI), dan Perum Bulog. Dia melihat MinyaKita masih dijual di berbagai daerah dengan harga tinggi, dengan rata-rata nasional Rp 17.400 per liter.
“Jadi kemarin kita mempertemukan ID Food, Bulog, dan 46 produsen. Jadi, agar pasokan melalui Bulog, ID Food itu diperbanyak. Karena ternyata banyak titik-titik yang merah (mahal),” kata Budi kepada awak media di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jumat (7/2).
Setelah upaya ini dilakukan, Budi menyebutkan mulai tanggal 1 Februari 2025, baik Bulog maupun RNI akan mendistribusikan minyak itu lebih banyak dari pasokan biasanya.
ADVERTISEMENT
Kemendag, katanya, akan terus mengawal agar harga MinyaKita bisa turun sesuai dengan harga eceran tertinggi yaitu sebesar 15.700 per liter.