Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bapanas Wanti-wanti Harga Beras Anjlok saat Musim Panen 2025
9 Desember 2024 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mewanti-wanti Indonesia akan kebanjiran stok beras pada musim panen pertama akhir Februari-Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Arief mengatakan beras yang dihasilkan petani lokal tersebut harus dipastikan dapat terserap dengan baik. Sehingga tidak ada fenomena anjloknya harga beras atau gabah pada saat musim panen tiba.
Dia memproyeksi, pada akhir Februari dan Maret 2025 setidaknya akan ada 12 juta ton hingga 13 juta ton gabah yang dihasilkan oleh petani Tanah Air.
“Sudah kebanyakan (stok gabah). Saya ingatkan hari ini kepada kita semua, jangan sampai nanti saat panen itu, kita nggak siap untuk menyerap gabah petani. Kalau enggak, nanti harganya bisa jatuh,” kata Arief usai Rapat Koordinasi Neraca Komoditas Pangan 2025 di Kantor Kemenko Pangan, Senin (9/12).
Dia menyoroti fenomena petani enggan kembali menanam padi setelah harga gabah jatuh cukup dalam. Sehingga menurut dia, harga Gabah Kering Panen (GKP) saat ini adalah patokan terendah.
ADVERTISEMENT
“Jadi, harga yang ada hari ini itu adalah harga minimum, Rp 6.000 untuk GKP. Jangan di bawah itu, kasihan petani,” imbuhnya.
Arief juga menyebutkan tidak akan ada kuota impor beras 2024 yang masuk ke Indonesia di tahun berikutnya atau dikenal dengan istilah carry over. Dia yakin hingga akhir tahun, stok beras di Indonesia telah cukup.
Arief memastikan, waktu terakhir sampainya beras impor ke Tanah Air adalah sebelum pergantian tahun. Meskipun dia tidak menjelaskan berapa banyak kuota impor beras yang sudah terkontrak dan belum sampai tersebut.
Sehingga nanti pada penghujung tahun, jumlah beras yang dikantongi perusahaan pelat merah Perum Bulog adalah sebanyak 2 juta ton. Angka ini sudah dikurangi realisasi bantuan pangan sebanyak 220 ribu ton.
ADVERTISEMENT
“Enggak (carry over), kita sudah selesai (impor beras). Sudah cukup lah, stok kita ini cukup sekarang. 31 Desember itu kalau sudah masuk, posisinya di Bulog itu sekitar 2 juta ton. Sudah dikurangi bantuan pangan 220 ribu ton. Bulog 2 juta ton, total stok nasional 8,3 juta ton,” jelas Arief.
Sebelumnya, Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut beras konsumsi masuk dalam deretan pangan yang tidak akan diimpor di 2025.
Zulhas mengatakan, masih ada selisih antara kebutuhan nasional terhadap beras sebanyak 31 juta ton dengan target produksi beras yang dibidik pemerintah yaitu 32 juta ton.
Sehingga, mantan Menteri Perdagangan itu yakin Indonesia bisa lepas dari praktik impor beras tahun depan. Meski dengan syarat tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT