Bappebti Catat Transaksi Aset Kripto Capai Rp 211 T per April 2024

29 Mei 2024 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi platform pertukaran kripto FTX. Foto: Sergei Elagin/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi platform pertukaran kripto FTX. Foto: Sergei Elagin/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor aset kripto mencapai 20 juta orang per April 2024. Sementara itu, total transaksinya dalam empat bulan pertama tahun ini mencapai Rp 211,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang hanya Rp 149 triliun.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) Bappebti, Tirta Karma Senjaya, menjelaskan masih ada sejumlah tantangan investasi kripto di Indonesia. Pertama, terkait ruang lingkup investasi kripto dari hulu ke hilirnya sangat luas.
"Sehingga hal ini menjadi tantangan yang cukup besar untuk kami bisa meregulasi secara baik, namun juga tetap memberikan ruang eksplorasi dan inovasi bagi industri maupun pendukung ekosistemnya, serta memberikan keamanan dan kenyamanan investasi bagi para investor,” ujar Tirta dalam keterangannya, Rabu (29/5).
Tirta menambahkan, tantangan tersebut menjadi tanggung jawab bersama agar bisa mengatur terkait dengan penggunaan blockchain. "Karena kami yakin dari sisi hulu ini akan memberikan keuntungan besar bagi Indonesia jika dikembangkan lebih jauh lagi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, General Counsel Pintu, Malikulkusno Utomo (Dimas), menjabarkan tantangan yang dihadapi oleh industri kripto di Indonesia dari sisi pedagang. Tantangan pertama adalah aturan dari hulu hingga hilir. "Karena kita tahu investasi kripto bergerak sangat cepat dan dinamis dengan berbagai use cases yang muncul setiap harinya. Investasi perdagangan spot hanyalah salah satu produk, sementara banyak hal lain seperti Decentralized Finance (DeFi), NFT, Web3, dan produk kripto lainnya yang menjadi tantangan seluruh pihak," kata dia.
Tantangan selanjutnya yakni edukasi di tengah meningkatnya jumlah investor dalam waktu cepat. Menurut Dimas, Pintu memiliki komitmen untuk melakukan edukasi kepada masyarakat melalui webinar, roadshow, hingga adanya Pintu Academy.
"Namun kami justru melihat ada sarana lain untuk edukasi yaitu langsung mencoba berinvestasi kripto. Hal tersebut tidak hanya dapat mendorong penetrasi investor kripto Indonesia, namun menjadi bagian dari perjalanan self-learning investor itu sendiri bahwa terdapat berbagai risiko di dalam investasi kripto," pungkasnya.
ADVERTISEMENT