Bappenas: Potensi Kerugian RI Akibat Sampah Makanan Capai Rp 551 Triliun Setahun

3 Juli 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Makanan Sisa di tempat pebuangan makanan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makanan Sisa di tempat pebuangan makanan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 551 triliun akibat banyak sisa makanan yang terbuang (food loss and waste).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pengendalian food loss and waste menjadi salah satu strategi intervensi prioritas pemerintah untuk mencegah kerugian tersebut.
"Dapat menyelamatkan kehilangan ekonomi sekitar Rp 213 triliun hingga Rp 551 triliun per tahun atau setara dengan 4 sampai 5 persen PDB Indonesia," kata Suharso di Jakarta, Rabu (3/7).
Tidak hanya ekonomi, manfaat dari sisa pangan yang masih layak konsumsi juga dapat memenuhi kebutuhan energi sebesar 62 persen dari total penduduk yang kekurangan energi dan berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia.
"Jika semua edible food loss and waste dapat dipulihkan, maka kebutuhan energi 62 sampai 100 persen populasi Indonesia yang kekurangan kandungan energi dapat dipenuhi," ujar Suharso.
"Total emisi gas rumah kaca dari food loss and waste yaitu 1.702,9 Mt CO2-ek per tahun, setara dengan 7,29 persen emisi gas rumah kaca di Indonesia," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Sirkular dan Food Loss and Waste, untuk mendukung pencapaian ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045.
Bappenas juga mendorong ekonomi sirkular di Indonesia untuk mewujudkan ekonomi hijau dengan penerapan refuse, rethink, rejuce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, reporpose, recycle, dan recover.