Barantin Kirim 1.325 Jenis Tanaman Obat untuk Diteliti di Pusat Herbal RI-China

25 Agustus 2024 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Barantin, Zahat Manaor Pangabean dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (25/8/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumpara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Barantin, Zahat Manaor Pangabean dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (25/8/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumpara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengirim 1.325 jenis tanaman obat ke Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) Sumatera Utara. Ribuan tanaman ini akan diteliti untuk mendukung industri herbal yang lagi dibangun pemerintah di Sumut.
ADVERTISEMENT
Kepala Barantin, Sahat Manaor Pangabean menyebut proyek ini sebagai salah satu upaya memaksimalkan potensi keanekaragaman hayati Indonesia. Indonesia juga bekerja sama dengan China untuk proses riset yang ada.
“Ini adalah Proyek Strategis Nasional dan ini bagus karena ini kerja sama antara Indonesia dan China. Keanekaragaman hayati kita ini perlu kita identifikasi, perlu kita kawal dengan baik, kita jaga dengan baik. Nah itu menunjukkan kita sebenarnya negara yang punya keanekaragaman hayati,” ungkap Sahat dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (25/8).
Barantin berkontribusi untuk mendata, memeriksa sampai mengirim tanaman obat yang ada ke TSTH2. Terdapat 4.300 pucuk dari 1.325 jenis tanaman obat dari 514 kabupaten di Indonesia yang dikirim Barantin ke TSTH2 dengan pesawat milik TNI Angkatan Udara. Seluruh jenis tanaman tersebut juga sudah masuk ke dalam data milik Barantin yang disebut Genbank.
Kepala Barantin, Zahat Manaor Pangabean dalam Pelepasan tanaman herbal untuk mendukung TSTH2 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (25/8/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumpara/kumparan
Sahat memastikan seluruh jenis tanaman yang ada merupakan tanaman endemik asli Indonesia. Riset mendalam untuk potensi industri obat herbal juga akan segera dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Bahwa ini juga sudah diperiksa hasilnya, tidak mengandung nama penyakit dan juga kalau kita perhatikan tadi ada barcode-nya, ada traceability di situ. Jadi semua data terkait dengan tanaman ini ada semua dan bisa kita melakukan traceability. Nah ini data yang masuk dari karantina itu ada sekitar 1.325 jenis yang terkoleksi di data di karantina,” lanjut Sahat.
Sahat juga menjelaskan pengiriman ini akan berlanjut dan tidak hanya terjadi sekali. Ke depan, Barantin akan terus menangani kebutuhan seleksi untuk tanaman obat yang akan masuk ke TSTH2.