Barbie & Hot Wheels Dibahas dalam Negosiasi Sri Mulyani di AS

30 April 2025 17:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi Hot Wheels. Foto: Stefanny Tjayadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Hot Wheels. Foto: Stefanny Tjayadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Boneka Barbie dan Hot Wheels masuk dalam deretan barang yang disinggung dalam proses negosiasi Indonesia di Amerika Serikat (AS). Ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang masuk tim negosiasi.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menyebut AS merupakan negara yang paling banyak mengimpor Barbie dari Indonesia.
“Barbie boneka itu mayoritas itu bikinan dari kita, jadi waktu pertemuan dengan US Treasury, Barbie muncul dalam percakapan. Karena Amerika impor Barbie paling besar dan produsen terbesar memang dari Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (30/4).
Ia menjelaskan, kebijakan tarif resiprokal yang dicanangkan oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump, memang akan berdampak terhadap beberapa produk ekspor Indonesia, meski skalanya masih terbatas. Beberapa komoditas yang berpotensi terdampak di antaranya adalah peralatan listrik, pakaian dan aksesori rajutan, alas kaki, serta pakaian dan aksesori non-rajutan.
Selain Barbie, mainan anak lainnya seperti Hot Wheels juga tak luput dari pembahasan. Produk ini juga banyak diekspor dari Indonesia ke pasar AS.
ADVERTISEMENT
“Kedua terbesar adalah Hot Wheels itu adalah mobil mobil mainan, ini main anak-anak kalau bagi Anda nggak penting, tapi di Amerika penting. Karena sebentar lagi 6 bulan lagi akan natal akan black friday, dan setiap nenek-nenek akan membeli hadiah untuk cucunya di taruh di pohon natalnya itu,” jelasnya.
Sri Mulyani menambahkan, kebijakan tarif perdagangan yang diberlakukan AS dapat berdampak langsung pada harga mainan di sana. Hal ini terutama akan dirasakan oleh konsumen kelas menengah ke bawah di Amerika.
“Ini akan sangat mempengaruhi harga-harga mainan, selain yang mungkin dianggap strategis seperti cip atau EV, tapi ini mempengaruhi masyarakat jelata di sana,” terangnya.
Karena itu, ia menegaskan pentingnya menjaga daya saing industri dalam negeri. Dengan begitu, produk-produk ekspor Indonesia, seperti pakaian jadi dan sepatu, tetap bisa bersaing secara global.
ADVERTISEMENT
“Ini lah menjadi salah satu kita perlu menjaga agar produksi eksportir kita yang kompetitif dan baik, termasuk adalah pakaian jadi dan sepatu,” pungkasnya.