Baru Dibentuk, LPI Langsung Keliling Dunia untuk Cari Investor

23 Februari 2021 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) usai diperkenalkan Presiden Jokowi di Istana Negara. Foto:  Instagram Erick Thohir
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) usai diperkenalkan Presiden Jokowi di Istana Negara. Foto: Instagram Erick Thohir
ADVERTISEMENT
Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau yang dikenal dengan Indonesia Investment Authority (INA) resmi terbentuk pekan lalu, usai Presiden Joko Widodo mengumumkan nama Dewan Pengawas dan Dewan Direksi LPI.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir yang juga menjabat sebagai sebagai Anggota Dewan Pengawas mengatakan, LPI sudah melakukan kunjungan ke berbagai dunia untuk menawarkan proyek Indonesia. Kata dia, bakal ada kabar baik mengenai modal asing ke LPI.
"Kita kemarin sudah roadshow ke beberapa negara dan insyaallah akan ada kabar baik ke depan bagaimana partner kita di luar negeri bisa percaya dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi yang ada di Indonesia," kata Erick dalam acara diskusi Medcom di YouTube, Selasa (23/2).
Menurut dia, untuk di awal ini sudah ada komitmen USD 9,5 miliar atau sekitar Rp 133 triliun (kurs Rp 14.000) dari investor ke LPI. Menurut dia, Presiden Jokowi meminta target dana yang bisa dihimpun dalam LPI lebih banyak lagi dari komitmen awal saat ini.
ADVERTISEMENT
"Karena itu kita atur kembali bagaimana dapat modal bukan utang melalui LPI. Tugas dari pada ini meningkatkan foreign direct investment (FDI)," lanjut Erick.
Market yang besar dan sumber daya alam Indonesia yang melimpah menjadi kekuatan untuk Indonesia berkembang di masa sulit ini hingga puluhan tahun ke depan. Karena itu, dua modal ini bisa menjadi dorongan menggaet investor melalui LPI.
Menteri BUMN Erick Thohir lantik pejabat di Kementerian BUMN, Rabu (27/1). Foto: Kementerian BUMN
Untuk di tahap awal, LPI akan memprioritaskan proyek infrastruktur yang bisa disuntik investasi dari asing melalui modal. Di sisi lain, pemerintah juga tengah mendorong pengembangan baterai kendaraan listrik (EV battery) karena memiliki sumber daya nikel dan bauksit yang besar di dalam negeri.
Karena itu, kata Erick, Indonesia sangat agresif. Tanda tangan perjanjian pengembangan EV battery sudah dilakukan antara konsorsium BUMN di bawah PTM, PLN, MIND ID untuk membuat ini di Indonesia bersama dengan CATL dan LG Chem.
ADVERTISEMENT
"Kita juga terus adakan pembicaraan dengan perusahaan besar lainnya dari Jepang, Amerika, termasuk yang sering dibicarakan publik yaitu Tesla," kata Erick.
Pengembangan EV Battery dan pembentukan LPI merupakan bagian dari program Indonesia Tumbuh setelah masa pandemi usai yang harus dibangun dari sekarang. Karena, menurut Erick, EV battery dan LPI bisa menjadi pondasi pertumbuhan ekonomi nasional tidak hanya 1 tahun tapi bisa 20 tahun mendatang berdasarkan kekuatan sumber daya alam yang ada.
Program lainnya dalam Indonesia Tumbuh yang tengah diproses adalah menggodok berbagai relaksasi untuk berbagai komoditas unggulan Indonesia. Sebab, harga globalnya terus naik seperti batu bara, kelapa sawit, karet, nikel, tembaga, hingga kakao.
"Kita sudah buka pembicaraan dengan berbagai negara tujuan, seperti China, Jepang, Amerika untuk jadi bagian sinergitas ini dan tentu jadi win-win perdagangan kedua negara. Saya, pemerintah, masyarakat, dan investor optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh 3-5 persen tergantung poin utama tadi, bagaimana vaksinasi bisa berjalan," terangnya.
ADVERTISEMENT