Baru Menjabat Sebulan, CEO Intel Akan PHK 20 Persen Staff

23 April 2025 12:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Intel. Foto: JHVEPhoto/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Intel. Foto: JHVEPhoto/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Intel Corp. dikabarkan akan memangkas lebih dari 20 persen karyawannya mulai pekan ini. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya merampingkan birokrasi dan membangun kembali budaya perusahaan yang berorientasi pada rekayasa teknologi, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengutip Bloomberg, pemangkasan besar ini menjadi restrukturisasi pertama di bawah CEO baru, Lip-Bu Tan, yang baru menjabat bulan lalu.
Tan dikenal sebagai veteran industri chip, sebelumnya memimpin Cadence Design Systems, dan kini dipercaya membalikkan nasib Intel yang telah tertinggal dari para pesaingnya.
Intel sempat memangkas 15.000 karyawan tahun lalu, dan per akhir 2024, total karyawan yang tersisa tinggal 108.900 orang, turun dari 124.800 pada tahun sebelumnya.
Sejauh ini pihak Intel menolak berkomentar mengenai kabar tersebut.
Intel telah kehilangan posisi dominannya dalam industri semikonduktor. Perusahaan yang berbasis di Santa Clara, California, itu kesulitan mengejar Nvidia dalam bidang komputasi kecerdasan buatan (AI), yang kini justru menjadi sumber pertumbuhan paling menjanjikan dalam industri chip global.
ADVERTISEMENT
"Tiga tahun terakhir, penjualan Intel terus menurun dan kerugian terus membengkak," tulis laporan Bloomberg seperti yang dikutip kumparan, Rabu (23/4).
Tan bertekad untuk melepas aset-aset yang tidak relevan dengan fokus utama perusahaan dan menciptakan produk-produk yang lebih kompetitif.
Minggu lalu, Intel mengumumkan penjualan 51 persen saham unit chip programmable Altera kepada Silver Lake Management, sebagai bagian dari strategi restrukturisasi tersebut.
Keuangan Belum Pulih
Ilustrasi Intel. Foto: Mehaniq/Shutterstock
Dalam pernyataan sebelumnya, Tan mengatakan Intel perlu menggantikan talenta teknik yang telah hilang, memperbaiki neraca keuangan, dan menyesuaikan proses manufaktur dengan kebutuhan pelanggan.
Perusahaan dijadwalkan merilis laporan kinerja kuartal pertama pada Kamis mendatang, dan diperkirakan akan menjadi panggung bagi Tan untuk memaparkan strategi jangka panjangnya.
ADVERTISEMENT
Menurut proyeksi analis, meski penurunan pendapatan terburuk Intel kemungkinan sudah lewat, perusahaan masih jauh dari pemulihan ke level penjualan sebelumnya.
Sejak menggantikan Pat Gelsinger yang gagal menjalankan rencana pemulihan sebelumnya Tan mewarisi sejumlah proyek besar yang kini ditunda, termasuk ekspansi pabrik di Ohio yang sempat disebut-sebut bakal menjadi pusat produksi chip terbesar di dunia.
Rencana Intel menjadi produsen chip pesanan juga belum membuahkan hasil. Bahkan kerja sama yang sempat diwacanakan dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) tampaknya tak akan terwujud, setelah CEO TSMC menyatakan akan fokus pada bisnis internal perusahaannya.
Intel juga kehilangan momentum dalam revolusi AI. Saat pasar mulai bergeser ke teknologi kecerdasan buatan, Intel justru lambat beradaptasi.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuka jalan bagi Nvidia untuk berkembang dari pemain kecil menjadi perusahaan chip terbesar dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan pendapatan yang kini melampaui Intel.
Dalam penampilan publik pertamanya bulan lalu, Tan mengakui bahwa pemulihan Intel tidak akan mudah dan memerlukan waktu. Namun ia tetap optimistis.
“Ini tidak akan terjadi dalam semalam. Tapi saya yakin kita bisa sampai ke sana,” ujarnya.