Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
ADVERTISEMENT
Komisi VII DPR RI meminta PT Pertamina (Persero) mencari mitra baru untuk pembangunan kilang minyak yang ditinggalkan calon mitranya dari luar negeri. Keberadaan mitra dalam proyek strategis lazim dilakukan untuk berbagi risiko dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Keputusan tersebut tertulis dalam kesimpulan rapat Komisi VII bersama Pertamina di Gedung DPR RI, Rabu (1/7). Salah satu kilang yang ditinggal pergi calon mitranya adalah Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap di Jawa Tengah.
"Komisi VII DPR RI mendesak Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk melakukan langkah-langkah terobosan dalam mencari mitra kerja baru yang lebih baik untuk mendukung seluruh mega proyek kilang minyak dan petrokimia demi ketahanan energi nasional," kata Pimpinan Rapat dari Fraksi Golkar, Alex Noerdin.
Selain itu, dalam kesimpulan rapat hari ini, Komisi VII juga meminta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati untuk menyusun roadmap pengembangan mini refinery dan melanjutkan pembangunan mini depot untuk wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dalam paparan rapat hari ini, Nicke memang menjelaskan bahwa Saudi Aramco memutuskan mundur dari proyek Kilang Cilacap pada akhir April 2020. Mundurnya BUMN perminyakan asal Arab Saudi karena tidak cocok dengan angka valuasi dalam proyek ini.
"Kami sudah putus hubungan per akhir April sebab perbedaan valuasi USD 1,1 miliar, jadi kami sudahi. Tapi kami tetap jalan (proyek ini), kami akan cari partner. Ini kan sifatnya mandatori, kalau nunggu, enggak ramah. Jadi kami jalan terus," kata Nicke menjawab pertanyaan salah satu anggota DPR.
Kata dia, meski Saudi Aramco batal kerja sama, Pertamina tetap melanjutkan proyek ini sambil menunggu mitra baru dengan membebaskan masalah lahan. Menurutnya, semua lahan yang dibutuhkan sudah siap.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Kilang Cilacap bakal menghasilkan produk biorefinery setara euro 5. Perseroan menyatakan telah menyelesaikan masalah lahan di proyek ini. Sambil mencari mitra baru, Pertamina akan melakukan beberapa langkah mulai dari mempersiapkan skema bisnis hingga melakukan percepatan beberapa proyek terkait biorefinery sebagai bagian dari modifikasi kilang.
"Mungkin 2022 sudah bisa beroperasi biorefinery skala kecil di sana. Lalu perbaikan kualitas untuk penuhi standar euro 5 sambil kita cari strategic partner," kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang awal Juni lalu.
RDMP Cilacap ditargetkan selesai pada 2022. Modifikasi ini akan menambah kapasitas kilang Cilacap dari saat ini 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph. Bukan hanya itu, kompleksitasnya akan ditingkatkan, jadi jauh lebih modern. Nelson Complexity Index yang sekarang 4 bakal menjadi 9,4.
ADVERTISEMENT
Dengan kenaikan kapasitas dan kompleksitas, produksi bensin (gasoline) Kilang Cilacap akan bertambah 80 ribu bph, produksi solar meningkat 60 ribu bph, dan avtur bertambah 40 ribu bph.