Bayer Manfaatkan Teknologi untuk Tingkatkan Kualitas Kerja Petani

24 September 2022 12:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Press Conference Bayer untuk B20 di Labuan Bajo, Jumat (30/9).  Foto: Nabil Ghazi Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Press Conference Bayer untuk B20 di Labuan Bajo, Jumat (30/9). Foto: Nabil Ghazi Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
Bayer, perusahaan sektor kesehatan dan pertanian asal Jerman, menandatangani dan berpartisipasi dalam Forum Dialog Publik Gugus Tugas Perdagangan dan Investasi Bisnis 20 (B20) Jumat (23/9) di Labuan Bajo, NTT.
ADVERTISEMENT
Managing Director dan CFO Bayer ASEAN, Ernst Coppens, mengatakan Bayer memiliki misi untuk berkolaborasi dengan berbagai sektor, mulai dari pemerintah, LSM, UMKM, hingga masyarakat lokal untuk menerapkan model bisnis inklusif. Ia menegaskan iklim perdagangan dan investasi berkelanjutan menjadi sasaran utama Bayer dalam B20 ini.
“Dengan bergabung dalam kesepakatan B20, Bayer ingin menjadi bagian dari pemangku kepentingan yang memiliki semangat yang sama, untuk bekerja sama menghadirkan solusi yang berkelanjutan khususnya di bidang ketahanan pangan dan kesehatan,” ujar Ernst dalam konferensi pers.
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Bayer adalah solusi lewat pengenalan teknologi kepada petani setempat. Contohnya, adalah pemberian akses handphone yang memudahkan petani lokal untuk mencari solusi permasalahan panen lewat internet. Bayer tidak hanya menyerahkan teknologi, namun juga melakukan pendampingan dan terhadap penggunaannya
ADVERTISEMENT
“Handphone memudahkan mereka mencari informasi seperti iklim, ilmu agronomi, atau info melawan hama misalnya, cari solusi via internet, kita bantu menyediakan ilmu bagaimana melindungi pekerjaan mereka,” tutur Ernst.
Bayer mengaku sudah menandatangani kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi PT Telkom untuk menyukseskan inisiasi ini.
Selain pemberian handphone, Bayer juga memberikan petani akses kepada drone yang dapat membantu proses produksi panen. Drone ini dioperasi secara otomatis, sehingga petani tidak perlu memusingkan cara untuk mengoperasinya. Menurut Dani Prasetya, Smallholders Farming Manager Bayer untuk Crop Science, petani setempat juga menyambut penggunaan drone ini pada lahan mereka.
“Mereka sangat welcome kok, karena mempermudah kerjaan mereka juga karena bisa juga bisa fokus ke hal yang lain. Kita juga penelitian lapangan dua tahun oleh peneliti Bayer memastikan itu bukan hanya membantu produksi petani, tapi juga petaninya sendiri. Kita ngobrol dengan petani lokal, tanya apakah mereka terbuka dengan ide kerjaan mereka akan jadi automaton,” ujar Dani pada kumparan, Sabtu (24/9).
ADVERTISEMENT
Dani mengaku bahwa drone ini memudahkan petani dari segi efektivitas dan efisiensi. Tidak hanya itu, penggunaan drone ini juga meningkatkan keamanan aktivitas bertani.
“Dulu kerjaan manual itu 1 hektar kalau orangnya banyak dan kerja terus 4 jam, kalau orang sedikit bisa sampai 8 jam. Itu kan lama banget ya, berkat drone itu 1 hektar rata-rata 15 menit, 20 menit tops. Efisien banget. Belum juga karena air, pestisida presisi, itu membantu mereka menghemat banget. Air misalnya biasa dipakai 40 liter, kita bisa tekan sampai 20 liter. Kita bisa tekan biaya produksi sampai 25-30 persen, jadi itu signifikan banget. Langsung kerasa lagi efeknya,” ujarnya.
“Belum lagi penyebaran pestisida lebih aman karena tidak ada human interaction. Pestisida itu kan racun ya, jadi kalau tidak perlu manusia lebih baik, drone ini sangat membantu mengamankan kesehatan petani,” tambahnya.
ADVERTISEMENT