Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
BCA Proyeksi BI Bakal Pangkas Suku Bunga 25 Basis Poin hingga Akhir 2024
23 Oktober 2024 19:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA ), Jahja Setiaatmadja memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 0,25 persen atau 25 basis poin (bps) tahun ini.
ADVERTISEMENT
Jahja menyebut, negara-negara di dunia dalam mengambil kebijakannya mengacu pada Bank Sentral Amerika Serikat atau the Fed. Dalam pembicaraan terakhir, The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen hingga 0,5 persen.
"Kalau asumsi mereka turunkan 0,5 persen mungkin kalau memang BI Rate akan turun paling-paling 50 persen dari itu, 0,25. persen. Tapi tentunya BI punya kebijaksanaan sendiri," kata Jahja dalam konferensi pers, Rabu (23/10).
Jahja menjelaskan, BI akan melihat perkembangan nilai tukar rupiah dalam menentukan arah kebijakan suku bunga. Dia mengatakan, bila mata uang rupiah masih di bawah Rp 16.000, BI akan kembali memangkas suku bunga.
"Kalau seperti sekarang masih di bawah Rp 16.000 mungkin masih ada kemungkinan untuk menurunkan misalnya 0,25 persen. Tapi kalau seandainya kurs itu mendekati Rp 16.000 misalnya maka mungkin apakah itu akan dipertahankan atau tidak tentu BI mempunyai yardstick yang lebih banyak daripada kacamata kita yang hanya pengamat umum," kata dia.
ADVERTISEMENT
Adapun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan tetap 6 persen di bulan Oktober 2024. Bank Sentral juga menahan suku bunga deposit facility tetap di posisi 5,25 persen dan lending facility 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15-16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (18/9).
Perry mengatakan keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Fokus kebijakan moneter dan jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," ujarnya.
ADVERTISEMENT