BCAinsurance Minta Masyarakat Lebih Waspada saat Belanja Online

10 September 2022 14:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Booth BCAinsurance di ICE BSD, Sabtu (10/9/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Booth BCAinsurance di ICE BSD, Sabtu (10/9/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Asuransi Umum BCA (BCAinsurance) meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan keamanan saat melakukan transaksi secara online. Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan terdapat 700 juta serangan siber di tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Direktur Marketing BCAinsurance Antonius mengungkapkan bahwa laporan terkait penipuan online dari 2018 hingga 2022 tembus 200 ribu kasus dengan total kerugian sebanyak Rp 303 miliar. Menurutnya, memang beberapa waktu belakangan ini, marak terjadi kasus kebocoran data.
"Memang luar biasa dari 2018-2022 itu laporan mengenai penipuan online 200 ribu kasus dengan total kerugian Rp 303 miliar," kata Antonius dalam acara Grand Launching BCA Personal Cyber Insurance di ICE BSD, Sabtu (10/9).
Tidak hanya itu, lanjut Antonius, masyarakat saat melakukan transaksi secara online juga seringkali mendapatkan barang yang tidak sesuai dengan pesanannya. Meski begitu, BCAinsurance meminta masyarakat untuk tetap tenang melakukan belanja online.
"Kita bisa memberikan solusi kepada nasabah melakukan transaksi online dengan tenang," kata dia.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, BCAinsurance meluncurkan Personal Cyber Insurance atau Asuransi Siber Pribadi sebagai komitmen untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat terhadap tindakan cyber crime. Adapun BCAinsurance merupakan asuransi pertama yang meluncurkan produk Personal Cyber Insurance di Indonesia.
"Dengan menggunakan produk ini kami berharap masyarakat mendapatkan perlindungan saat bertransaksi secara online," ungkapnya.
Di sisi lain, Antonius melihat perkembangan market digital di Indonesia sangat besar dengan diikuti oleh penetrasi internet yang mulai meningkat. Ia juga membeberkan, nilai transaksi dari e-commerce mencapai 2.000 triliun pada tahun 2025.
"Kita coba intip toko e-commerce berapa omzetnya, omzetnya sekitar Rp 22 miliar per jam," kata Antonius.
Transaksi kartu kredit mencapai 27 juta transaksi di semester I-2022. Sementara, volume transaksinya sebesar Rp 26 triliun. "Memang market digital luar biasa. Belum lagi dompet digital yang saat ini mulai tren, kita di Indonesia untuk transaksi e-wallet nomor 1 di Asean. Kita lihat dari besarnya market digital, cyber crime makin meningkat," tandasnya.
ADVERTISEMENT