Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bea Cukai Catat Penurunan Jumlah Peti Kemas Ekspor-Impor Imbas Kondisi Global
18 Desember 2024 13:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengungkap faktor yang melatarbelakangi penurunan jumlah peti kemas ekspor-impor Indonesia. Padahal, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 55 bulan beruntun.
ADVERTISEMENT
Menurut Askolani, penurunan jumlah peti kemas ekspor dan impor disebabkan oleh kondisi global yang juga menurun. Tak hanya itu, menurutnya hal ini sejalan dengan surplus neraca perdagangan Indonesia yang juga mengecil, menjadi USD 4,42 miliar per November 2024.
"Lebih kepada kondisi ekonomi global, perdagangan banyak negara-negara maju, China, Eropa, Amerika, itu kegiatan ekonomi dan perdagangan mengalami penurunan," kata Askolani kepada wartawan di Peresmian Alat Pemindai Peti Kemas, Terminal Peti Kemas (TPS) Koja Jakarta Utara, Rabu (18/12).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu, di tahun 2024 jumlah peti kemas impor di Pelabuhan Tanjung Priok tercatat sebanyak 1.296.779 dan jumlah peti kemas ekspor 765.143.
Jumlah peti kemas ekspor-impor di tahun ini menurun dibanding tahun 2023, yakni sebanyak 1.316.322 peti kemas impor dan 1.113.748 untuk ekspor.
ADVERTISEMENT
Askolani menyanggah penurunan jumlah peti kemas ekspor-impor Indonesia tahun 2024 disebabkan karena faktor domestik. "Kegiatan ekspor dan impor itu mengalami penurunan, tetapi penurunan ini bukan disebabkan oleh domestik," sebut dia.
Lebih lanjut, Askolani mengungkap, Indonesia mengalami 'bom' kenaikan ekspor-impor pada tahun 2021-2023, dan mulai turun jumlahnya di 2024. Dia berharap di tahun depan, jumlah peti kemas ekspor-impor Indonesia bisa meningkat kembali.
"Kita mengalami bom kenaikan ekspor dan impor itu pada tahun 2021-2022 dan 2023 mulai turun dan 2024 juga mengalami penurunan dan harapan kita di 2025 akan bisa tumbuh lagi," ucap Askolani.
"Jadi ini bukan hanya semata-mata Indonesia ya, tetapi lingkungan global itu menjadi tantangan kita dan para pelaku usaha juga tentunya kita support untuk bisa lebih maju lagi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT