Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Beban Hidup Makin Berat, Ibu-ibu Soroti Rencana PPN 12 Persen di 2025
24 November 2024 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gita, seorang ibu muda mengungkapkan kekhawatirannya. Wanita berusia 26 tahun itu bercerita, setiap hari dia membeli kebutuhan rumah tangga khususnya bahan makanan.
“Setiap hari aku belanja kebutuhan rumah tangga, mulai dari makanan hingga barang kebutuhan rumah. Kalau PPN naik, pasti harga-harga barang bakal ikut naik. Itu bisa makin berat buat kami yang sudah terbebani dengan biaya hidup yang terus meningkat," kata Gita kepada kumparan, Minggu (24/11).
Nia juga menyampaikan keprihatinannya. Menurutnya, kenaikan PPN akan meningkatkan biaya kebutuhan pokok, seperti sembako, yang sudah dirasakan mahal oleh banyak keluarga. Meskipun, sembako menjadi komoditas yang bebas PPN .
"Sudah susah beli barang, sekarang kalau PPN naik 12 persen, saya khawatir anak-anak saya tidak bisa mendapatkan makanan yang cukup. Gaji suami saya juga tidak naik sebesar itu," kata Nia.
ADVERTISEMENT
Nia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan yang lebih berpihak kepada keluarga dengan pendapatan rendah hingga menengah.
"Harusnya diimbangi (kenaikan PPN) dengan kebijakan yang bisa membantu kami, kayak subsidi langsung atau bantuan sosial,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan tarif PPN menjadi 12 persen berlaku per 1 Januari 2025. Pernyataan bendahara negara itu disampaikan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Senayan.
"Kita perlu banyak memberikan penjelasan kepada masyarakat walaupun kita buat kebijakan tentang pajak termasuk PPN bukannya membabi buta atau tidak punya afirmasi atau perhatian pada sektor kesehatan, pendidikan, makanan pokok, waktu itu debatnya panjang di sini," ujar Sri Mulyani di DPR, Rabu (13/11).