Beda Luhut dan Bank AS soal Ribuan Triliun Hengkang dari Hong Kong

17 Oktober 2019 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Facebook/@Luhut Binsar Panjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Facebook/@Luhut Binsar Panjaitan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut ribuan triliun dana milik pengusaha Hong Kong akan hengkang. Penyebabnya, aksi demontrasi yang tak kunjung usai selama berbulan-bulan, membuat wilayah itu tak nyaman buat investasi.
ADVERTISEMENT
"Hong Kong itu punya dana USD 680 miliar (Rp 9.520 triliun, kurs Rp 14.000), karena mereka 4 bulan uncertain. Mereka juga ingin pindah ke mana-mana," katanya saat ditemui di Kantor BPPT, Jakarta, Rabu (16/10).
Menurut Luhut, Indonesia menjadi salah satu pilihan tujuan pengalihan dana tersebut. Tapi para pengusaha Hong Kong itu sempat meragukan keamanan menabung di Indonesia.
"Singapura lihat, kompetitif dia. Dia (Para pengusaha Hong Kong) pikir Indonesia pilihan. Tapi dia (tanya), ada enggak jaminan Indonesia aman? Saya jawab ada," tegas Luhut.
Goldman Sachs Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Bank investasi asal Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs, mengungkap fakta senada soal hengkangnya dana dari Hong Kong, mencari tempat yang lebih aman. Dilansir Reuters, Singapura yang merupakan alternatif pusat bisnis di Asia selain Hong Kong, menjadi pilihan.
ADVERTISEMENT
Bank yang berbasis di New York itu memperkirakan, uang sebesar USD 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (Kurs Rp 14.000), telah berpindah dari Hong Kong ke Singapura. Sejalan dengan itu, simpanan dana dalam di sistem perbankan Hong Kong pada Agustus lalu, turun 1,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan ini merupakan yang terbesar dalam setahun terakhir. "Hong Kong Monetary Authority berkeyakinan fluktuasi yang terjadi itu masih dalam batas normal," tulis Reuters.