Begini Alasan Belva Putuskan Ruangguru Mundur dari Program Kartu Prakerja

6 September 2020 14:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelas online gratis Ruangguru. Foto: Instagram / @ruangguru
zoom-in-whitePerbesar
Kelas online gratis Ruangguru. Foto: Instagram / @ruangguru
ADVERTISEMENT
Ruangguru, yang menjadi salah satu platform digital rekanan program Kartu Prakerja, memutuskan mundur sebagai penyedia pelatihan. Dengan demikian, program pelatihan Kartu Prakerja kini hanya dengan 7 mitra.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, keterlibatan Ruangguru dalam program Prakerja menuai kontroversi lantaran sang pendiri, Adalmas Belva Devara, menjabat sebagai staf khusus milenial Presiden Jokowi. Kontroversi itu kemudian berujung dengan mundurnya Belva sebagai staf Jokowi.
Head of Corporate Communication Ruangguru, Anggini Setiawan, membeberkan alasan Ruangguru mundur. Dia menegaskan keputusan tersebut tidak ada hubungannya dengan mundurnya sang CEO dari lingkaran Istana.
"Ini merupakan keputusan bisnis yang diambil setelah melalui proses berpikir yang menyeluruh. Tidak ada hubungannya dengan mundurnya CEO kami waktu itu," ujar Anggini kepada kumparan, Minggu (6/9).
Anggini menjelaskan, kendati mundur sebagai platform utama penyedia pelatihan online, mereka melalui Skill Academy masih terdaftar sebagai lembaga penyedia pelatihan di Kartu Prakerja.
Menurut Anggini, Skill Academy bisa di akses lewat platform utama lainnya seperti Tokopedia atau Bukalapak.
Belva Devara, CEO Ruangguru.com. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Semenjak dibukanya gelombang 4 Program Kartu Prakerja, Skill Academy by Ruangguru telah beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan dalam Kartu Prakerja," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Anggini juga menegaskan bahwa Ruangguru telah berkomitmen bakal memberikan seluruh pemasukan sebagai mitra pelatihan Prakerja, kepada kas negara.
"Ruangguru juga telah mengumumkan akan menyumbangkan seluruh pemasukan kami sebagai mitra resmi platform digital Program Kartu Prakerja, selama gelombang 1 sampai 3, kepada negara untuk membantu penanganan COVID-19 pada Agustus lalu," tuturnya.