Begini Cara Pertamina Tingkatkan Produksi Blok Rokan Usai Alih Kelola

31 Mei 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di North Processing Unit (NPU), salah satu area kerja di PT Pertamina Hulu Mahakam. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di North Processing Unit (NPU), salah satu area kerja di PT Pertamina Hulu Mahakam. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tengah bergelut menahan penurunan produksi Blok Rokan yang terjadi secara alamiah (natural decline). Berbagai upaya dilakukan bahkan berdampak positif meningkatkan kinerja produksi blok minyak tertua di Indonesia itu.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PHR, Ruby Mulyawan, mengatakan Pertamina resmi mengambil kelola Blok Rokan dari dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) pada tahun 2021. Hal itu menjadi momen yang sangat bersejarah bagi ketahanan energi nasional.
"Karena pada saat itu kita melakukan alih kelola dari satu operasi yang sangat besar dengan cakupan daerah atau area yang sangat luas dengan kapasitas juga yang sangat besar," katanya saat Konferensi pers persiapan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Dumai Country Club (DCC), Bukit Mayang, Kompleks Perumahan PT Pertamina Hulu Rokan Dumai, Riau, Kamis (30/5).
Ruby melanjutkan, Pertamina mengemban tanggung jawab yang besar dalam mengelola Blok Rokan. Pasalnya, produksi Blok Rokan berkontribusi sekitar 1/3 produksi Pertamina, dan 1/4 produksi nasional.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut dia, produksi Blok Rokan seluruhnya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri dan kepentingan bangsa sejak alih kelola.
"Tidak ada 1 barel pun yang diekspor, tentu kami menyadari bahwa apapun peraturan, apapun yang kamu lakukan terhadap blok ini yang berpengaruh kepada produksi itu sangat berkepentingan dalam ketahanan energi nasional," tegas Ruby.
Ruby menuturkan, produksi Blok Rokan sekitar 158.000 barel minyak per hari (bopd) saat alih kelola. Blok tersebut terus mengalami penurunan karena sudah beroperasi sejak awal 1900-an.
“Sehingga banyak sumur-sumur hampir semuanya itu merupakan sumur tua, di mana produksinya sudah lama sehingga sisa perolehannya akan menjadi sangat kecil," tuturnya.
Selain itu, kata Ruby, banyak fasilitas di Blok Rokan yang sudah lama digunakan sehingga menjadi fasilitas yang tergolong tua dan harus ada upaya signifikan dan masif untuk mempertahankan reliabilitasnya 100 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal tersebut, PHR segera melakukan pemetaan ulang untuk melihat tantangan yang ada maupun opportunity atau peluang yang ada di Blok Rokan. Perusahaan pun berhasil meningkatkan produksi menjadi sekitar 162 ribu bopd.
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengontrol keran pipa produksi yang berasal dari sumur menuju stasiun pengumpul minyak mentah Central Gathering Station (CGS) 10 Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
"Hasilnya dari situ adalah sejak pertama ambil alih kelola sudah ratusan bahkan per hari ini sudah 1.200 sumur yang dibor, ada ribuan sumur yang dilakukan kerja ulang, dan pekerjaan lainnya yang kemudian berhasil meningkatkan produksi menjadi 162.000 barel minyak per hari," jelas Ruby.
"Dari 158 ribu ke 162 ribu, jadi intinya ini akan terus kami pertahankan agar benar-benar bahwa pengambilalihan dari blok ini merupakan suatu bukti ketahanan dan kedaulatan energi bagi kita semua," pungkasnya.
Adapun Blok Rokan ditunjuk sebagai tuan rumah puncak peringatan Hari Lahir Pancasila (Harlah) 2024. Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila akan berlangsung di Lapangan Garuda Pertamina Hulu Rokan di Dumai, Sabtu (1/6), dipimpin langsung Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menunjuk Blok Rokan sebagai lokasi acara puncak peringatan Harlah Pancasila 2024 karena merupakan simbol ketahanan energi negeri. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme, kebanggaan dan persatuan bangsa.
Upacara ini menjadi momen penting untuk memperingati nilai-nilai luhur Pancasila yang telah menjadi landasan bagi bangsa Indonesia selama bertahun-tahun. Untuk itu, PHR bersama Pemerintah Kota Dumai turut berkolaborasi demi suksesnya upacara tersebut.
Sepanjang 2023, PHR merupakan penghasil minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia dengan produksi sebesar 167.270 barel setara minyak per hari (BOEPD). PT PHR juga telah berhasil meningkatkan produksi migas sejak alih kelola tahun 2021.
PT PHR juga telah melakukan pembayaran dana Participating Interest (PI) atau kepemilikan sebesar 10 persen dengan total nilai Rp 3,5 triliun kepada PT Riau Petroleum Rokan (RPR), sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pengelola dana PI yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Riau untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Riau.
ADVERTISEMENT